TUGAS TEORI MANAJEMEN PUBLIK
A. Konsep Manajemen Publik
Manajemen merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling beker jasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam manajemen terjadi proses kegiatan seperti proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :
ü Pembagian kerja (Division of work)
ü Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
ü Disiplin (Discipline)
ü Kesatuan perintah (Unity of command)
ü Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
ü Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
ü Penggajian pegawai
ü Pemusatan (Centralization)
ü Hirarki (tingkatan)
ü Ketertiban (Order)
ü Keadilan dan kejujuran
ü Stabilitas kondisi karyawan
ü Prakarsa (Inisiative)
ü Semangat kesatuan, semangat korps
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
B. Teori Manajemen Publik
Teori manajemen publik digambarkan dalam empat kategori: Pertama, dan paling penting, adalah teori manajemen publik tradisional, atau kepercayaan terhadap itu; kedua adalah popularitas leadership sebagai manajemen publik; ketiga adalah teori yang dihasilkan dari praktek panjang pelaksanaan manajemen publik lewat kontrak; keempat adalah teori governance yang menjelaskan fitur penting dari manajemen publik.
· Teori manajemen tradisional berawal dari Frederick W. Taylor dan tulisannya The Principles of Scientific Management, yang dipublikasikan pada tahun 1911 dan masih bisa dicetak (1985). Subyeknya adalah bisnis, dan khususnya shop. Tujuannya adalah bergerak dari aturan pokok, kebiasaan dan tradisi, dan pendekatan ad hoc terhadap manajemen bisnis untuk menghasilkan prinsip ilmiah. Prinsipnya didasarkan pada pengukuran proses kerja, ataupun hasilnya; pada pemilihan pekerja ilmiah; pada penempatan pekerja secara optimal dalam deskripsi peran kerja; pada pembagian dan sekuensi proses kerja dan akan meningkatkan produktivitas; dan pada kerjasama pekerja dalam mencapai target organisasi. Aplikasi prinsip ini, menurut Taylor, membuat manajer dan pekerja menuju pada satu cara terbaik.
· Overman (dalam Keban, 1994) mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah “manajemen ilmiah”, meskipun sangat dipengaruhi oleh “manajemen ilmiah”. Manajemen publik juga bukan “analisis kebijakan”, bukan administrasi publik yang baru, atau kerangka yang lebih baru. Manajemen publik merefleksikan tekanan-tekanan antara orientasi “rational-instrumental” pada satu pihak, dan orientasi politik kebijakan di pihak lain. Manajemen publik adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi. Ia merupakan gabungan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik.
· Berdasarkan pandangan, Ott Hyde dan Shafritz (1991:xi) mengemukakan bahwa manajemen publik dan kebijakan publik merupakan dua bidang pemerintahan yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan keduanya, dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan “sistem otak dan syaraf’ , sementara manajemen publik mempresentasikan “sistem jantung dan sirkulasi” dalam tubuh manusia.
· Dalam menilai efek aspek ekuitas sosial dalam administrasi publik baru, Shafritz dan Russell (1997) menuliskan:
Dari tahun 1970-an sampai sekarang, dihasilkan sejumlah paper konferensi dan artikel akademisi yang membuat administrator publik untuk memperlihatkan sensitivitas yang lebih besar terhadap kekuatan perubahan, kebutuhan klien, dan masalah ekuitas sosial dalam pemberian jasa. Ini memberikan sebuah efek positif bahwa perlakuan warga negara yang beretika dan setara oleh administrator menjadi pertimbangan terdepan dalam lembaga publik. Dengan dipertegas oleh sikap publik yang berubah, gerakan pemerintah yang muncul kembali, dan hukum hak sipil, administrasi publik baru mencapai puncaknya dalam waktu seperempat abad. Sekarang ini, tidak akan ada pikiran (dianggap ilegal), contohnya, menolak keuntungan kesejahteraan seseorang karena rasnya atau menolak peluang kerja karena kelaminnya. Ekuitas sosial sekarang ini tidak perlu diperjuangkan lagi oleh radikal muda, karena sudah ditangani oleh manajer di sepanjang masa.
· Ada tiga deskripsi administrasi publik tentang beberapa kombinasi peran tersebut: Mark H. Moore (1995) dengan Creating Public Value: Strategic Management in Government; John M. Bryson dan Barbara Crosby (1992) dengan Leadership for the Common Good: Tackling Public Problems in a Shared-Power World; dan Barry Bozeman dan Jeffrey D. Straussman (1991) dengan Public Management Strategies: Guidelines for Managerial Effectiveness. Masing-masing menghasilkan beberapa teori sektor publik yang seperti yang dikembangkan Mintzberg untuk bisnisnya.
· Luther Gulick, yang menjadi salahsatu pendiri administrasi publik modern, menggunakan ortodoksi manajemen ilmiah, yang diterapkan pada pemerintah, dan memperkenalkan mnemonik yang paling terkenal di bidang tersebut – POSDCORB, yang merepresentasikan teori dari tujuh fungsi utama manajemen:
ü Perencanaan (Planning)
ü Pengorganisasian (Organizing)
ü Staff (Staffing)
ü Arahan (Directing)
ü Koordinasi (Coordinating)
ü Pelaporan (Reporting)
ü Penganggaran (1937)
· Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar