Mengelola
Konflik dan Negosiasi
·
Konflik : Suatu Perspektif Modern
Suatu kajian komprehensif tetang
literartur konflik mengasilkan definisi consensus berikut ini : konflik adalah
sebuah proses dimana satu pihak Konflik
adalah aspek kehidupan modern yang tak terelakkan. Tren-tren besar ini
berkonspirasi dalam membuat konflik organisasional menjadi tak terelakkkan
karena :
a. Perubahan
yang terjad secara konstan
b. Keragaman
tenaga kerja yang semakin besar
c. Semakin
banyaknya tim(yang virtual dan yang dikelola sendiri
d. Semakin
kurangnya komunikasi tatap muka
e. Perekonomian
global dengan semakin banyaknya bisnis yang melibatkan transaksi antar budaya
Bila menangani konflik adalah investasi
penting dalam meningkatkan bagimana cara kita beradaptasi dengan perubahan tdan
mengambil manfaat dari perubahan tersebut.pilihan ada pada diri kita : menjadi
pengelola konflik yang aktif atau akan dikelola oleh konflik.
·
Perbedaan Konflik Fungsional dengan Konflik
Disfungsional
1. Berporos
pada apaka hkepentingan organisasi terpenuhi atau tidak. Fungsional dapat
memenuhi kepentingan organisasi,mendukung dan menguntungkan tujuan organisasi
yang utama sedangkan konflik
disfungsional dapat mengancam bahkan merusak kepentingan organisasi.
2. Konflik
fungsional umumnya dihubungkan dalam satu lingkup managemen sebagai konflik
yang membangun atau kooperatif , adanya perbedaan pendapat dijadikan satu sebagai saran untuk memajukan
organisasi sebaliknya konflik disfungsional adanya perbedaan pendapat dijadikan
sebagai ketidaksetiaan bawahan pada angkatan.
·
Situasi-situasi yang cenderung menghasilkan konflik
fungsional atau konflik disfungsional antara lain :
Ø Kepribadian
atau sistem nilai yang saling bertentangan
Ø Tumpang
tindih beban kerja atau tidak jelasnya batasan-batasan kerja.
Ø Kompetisi
atas sember daya yang terbatas
Ø Kompetisi
atas departemen atau kelompok
Ø Komunikasi
yang tidak memadai
Ø Tugas-tugas
yang saling bergantung
Ø Kompleksitas
organisasional (konflik cenderung meningkat saat jumlah lapisan hierarkis dan
tugas-tugas dispesialisasikan meningkat
Ø Kebijakan
, standar, pedoman atau aturan yang tidak jelas atau tidak masuk akal
Ø Batas
waktu yang tidak masuk akal atau tekanan waktu yang ekstrem
Ø Pengambilan
keputusan kolektif
Ø Pengambilan
keputusan dalam bentuk consensus
Ø Tidak
terpenuhnya harapa-harapan
Ø Konflik-konflik
yang diredam atau tidak dipecahkan.
Model
konflik yang kooperatif dari Tjoswold membutuhkan tiga hasil dari konflik yang
diinginkan :
1. Kesepakatan
atau perjanjian yang adil dan wajar adalah yang terbaik. Perjanjian yang
membuat satu pihak merasa dieksploitasi atau dikalahkan cenderung akan
menghasilkan kemarahan dan konflik berikutnya
2. Hubungan
yan lebih kuat. Kesepakatan yang baik memungkinkan pihak-pihak yang berkonflik
dapat membangun jembatan niat baik dan keprcayaan untuk nanti jika dibutuhkan
3. Pembelajaran.
Konflik fungsional dapat meningkatkan kesadaran diri lebh besar dan pemecahan
masalah yang kreatif. Penanganan konflik yang berhasil terutama dipelajari
dengan melakukannya secara langsung
·
Tipe-tipe konflik
Ø Konflik kepribadian
: pertentangan antarpribadi yang yang didasarkan pada ketidaksukaan dan atau
ketidaksepakatn bersama yang sifatnta pribadi. Ketidaksopanan di tempat kerja :
benih-benih konflik kepribadian ,mirip sperti luka fisik , konflik kepribadian
dimulai dengan kemarahan kronis yang tidak penting, melihat banyaknya erosi
kesopanan yang terjadi di tempa kerja. Mereke memandang ketidaksopanan sebagai
lingkrana setan yang dapat berakhir dengan kekerasan makanya harus dihindari
dengan budaya organisasional yang menempatkan nilai tinggi atas rasa hormat
untuk rekan kerja. Hal ini menuntut para manager dan pimpinan bertindak sebagai
contoh yang sopan dan penuh perhatian. Beberapa organisasi menyelenggarakan
pelatihann etiket di tempat kerja.
Menangani konflik
kepribadian , secara tradisonal para manager menangani konflik kepribadian
dengan mengabaikannya atau mengalihkannya kepada satu pihak. Tips untuk
karyawan : mengikuti kebijakan perusahaan , berkomunikasi secara langsung
dengan orang lain dalam memecahkan konflik,menghindari untuk menyeret para
rekan kerja dalam konflik. Tips untuk manager : mengikuti kebijakan prusahaan .
menyelidiki dan mendokumentasikan konflik , mengusahakna pemecahan konflik
secara normal.
Ø Konflik Nilai
Nilai
: kepercayaan(pribadi) yang bertahan lama yang diwujudkan dalam perilaku atau
sifat akhir. Sistem nilai : organisasi kepercayaan seseorang mengenai cara yang
dipilhnya dalam berperilaku dan keyakinan sifat akhir. Konflik nilai dapat
meletus jika pertentangan didasarkan pada perbedaan-perbedaan antar pribadi
yang terlihat dalam nilai-nilai instrumental. Pola-pola perilaku seumur hidup
ditur oleh nilai-nilai yang terbentuk dalam usia remaja. Membedakan sistem
nilai dapat menjelaskan sekaligus perbedaan peilaku-perilaku individual.
Hubungan antara nilai dan perilaku bias dilihat dalam luasnya ragam perilaku
hilangnya berat badan,pilhan seseorang dalam belanja,dsb.
§ Nilai Instrumental
adalah perilaku alternative atau metode yang kita gunakan untuk mencapai
keinginan kita contoh jujur ,ambisius.
§ Nilai Akhir
yang diberi peringkta tinggi misalnya rasa pencapaian , kebahagiaan,kesenangan
penyelamatan dan kebijaksanaan adalah pemikiran akhir yang diinginkan atau
tujuan hidup.
v Konflik Nilai Pribadi
Konflik
dari dalam dan tekanan yang dihasilkan biasanya dialami ketika nilai
instrumental dan nilai akhir yang dihargai tinggi oleh seseorang menariknya kea
rah yang berbeda. Konflik ini melibatkan prioritas internal. Membutuhkan
disiplin untuk mencapai keseimbangan dalam mengahadapi konflik ini
v Konflik Nilai Antarpribadi
Konflik
ini sejajar dengan konflik kepribadian. Sama sperti orang yang memiliki gaya
berbeda-beda yang mungkin saling bertatutan,konflik ini terdiri dari atas
kombinasi unik antara nilai-nila instrumental dan nilai akhir yang secara
terelakkan menunjukkan kecocokan.
v Konflik Nilai Individual-Organisasi
Konflik
ini dapat terjadi jika nilai-nilai yang didukung dan diberlakukan oleh
oranisasi berbenturan dengan nilai-nilai pribadi seseorang.
Ø Menangani Konflik Nilai melalui
Klarifikasi Nilai
Untuk
Konflik pribadi penulis dan konsultan managemen merekomendasikan orang untuk
keluar dari apa yang disebut “perangkap kesibukan”dengan mengajukan berbagai
pertanyaan. Unuk konflik antarpribadi dan konflik nilai individual-organisasi
dengan menjadi pimpinan yang berpusat pada nilai yang secara konsisten
memberikan contoh nilai-nilai yang positif. Namun untuk menangani semua bentuk
konflik adalah dengan konseling membangun karir dan teknik membangun tim yang
disebut klarifikasi nilai.
Ø Konflik AntarKelompok
Konflik
antara kelompok kerja ,tim, dan departemen adalah ancaman biasa bagi daya saing
organisasional. Para manager yang memahami mekanika konflik antarkelompok lebih
baik diperlengkapi agar dapat mengatasi jenis tantangan ini.
§ Pemikiran dalam Kelompok :
Benih-benih konflik dalam kelompok. Kadar kekompakan
tertentu dapat mengubah sekelompok individual menjadi tim yang baik. Kekompakan
banyak memnyebabkan melairkan pikiran kelompo karena keinginan untuk brgaul
dengan baik menyingkirkan pemikiran kritis.
ü Anggota
in-group memandang diri mereka sendiri sebagai kumpulan individu unik, benar
secara positif dan bermoral . orang diluar sebagai ancaman , membesarkan
perbedaan antar kelompok mereka dengan kelompok lain dan sementara mereka
memandang anggota kelompok lain sejenis, anggota kelompok lain secara negative
, tidak bermoral.
§ Pelajaran penelitian untuk
menangani konflik antar kelompok. Hipotesis : semakin
banyak anggota kelompok yang berbeda interaksi , semakin sedikit konflik antar
kelompok yang akan mereka alami. Persahabatan antar kelompok masih diinginkan
namun itu terlalu dikuasai oleh interaksi antar kelompok yang negative. Jadi
prioritas utama manger yang menghadapi konflik antar kelompok adalah mengenali
dan menarik keluar akar dari hubungan spesifik yang bersifat negative di antara
kelompok.
ü Konflik Lintas Budaya
Karena
asumsi-asumsi berbeda tentang bagaimana cara berpikir dan bertindak , maka
potensi terjadinya konflik lintas budaya berdampak langsung dan besar. Konflik
lintas budaya dapat diredam dengan menggunakan konsultan internasional dan
membangun hubungan lintas budaya.
§ Konsultan Internasional
Ada banyak konsultan
managemen yang semakin berkembang dan berspesialisasi dalam hubungan lintas
budaya. Kompetensi dan bayarannya bervariasi. Para konsultan juga dapat
membantu menyelesaikan konflik-konflik kepribadian , konflik nilai dan konflik
antar kelompok yang berakar pada budaya nasional yang berbeda.
§ Membangun Hubungan lintas budaya
untuk menghindari konflik
Konflik lintas budaya
dapat diperkecil dengan membuat para ekspatriat bisa membangun hubungan lintas
budaya yang kuat dengan para tuan rumah mereka sehingga lebih kooperatif
ketimbang kompetitif.
v Menangani Konflik
·
Menstimulasi
konflik fungsional : Dalam menstemulasi konflik fungsional
para manajer pada dasarnya memiliki dua opsi, yakni merangsang konflik yang
terjadi secara natural namun pendekatan ini tidak dapat diandalkan dan lamban.
Opsi yang lain, manajer dapat melakukan konflik yang terpogram.
Dua
teknik konflik terpogram dengan catatan reputasi yang sudah terbukti adalah
advokasi jahat dan advokasi dialektika.
Ø Advokasi Jahat
: Di dalam organisasi seseorang dilibatkan untuk berperan kritis serta adanya pengujian realitas.
Ø Metode Dialektis
: metode ini menyintensiskan kebenaran – kebenaran dengan menyelediki posisi –
posisi yang berlawanan. Metode dialektis membutuhkan manajer – manajer yang
mendorong terjadinya perdebatan terkonsepsi yang melawan sudut pandang sebelum
membuat keputusan. Kekurangan : memenangkan perdebatan dapat menutupi masalah
yang ada, membutuhkan lebih banyak pelatihan ketrampilan daripada yang
dilakukan di advokasi jahat.
v Gaya Alternatif untuk Menangani
Konflik Disfungsional
Lima Gaya Penanganan Konflik
·
Berintegrasi
:
Dengan
gaya ini, pihak – pihak yang tertarik dihadapkan pada masalh dan dengan
bekerjasama mengenali masalah, menghasilkan dan memberikan bobot solusi
alternatif, dan memilih solusi. Kelebihan : dampaknya yang berlangsung lebih
lama karena integrasi lebih bisa menangani masalah – masalah mendasar bukan
hanya menangani gejala - gejala.
Kelemahan : menghabiskan waktu.
·
Memenuhi
:
Sering
kali disebut memuluskan , berkaitan dengan mengabaikan perbedaan seraya
menekankan komunitas. Kelebihan : mendorong kerjasama. Kelemahan : bahwa gaya
perbaikan ini bersifat sementara dan gagal dalam menghadapi masalah yang
mendasar.
·
Mendominasi
:
Kepedulian pada diri yang tinggi dan rendah
untuk orang lain. Kebutuhan – kebutuhan pihak lain diabaikan. Kelebihan : Kecepatan
. Kelemahannya adalah sering kali menyimpan benih kemarahan.
·
Menghindar
:
Dapat
melibatkan penarikan diri pasif dari masalah. Kelebihan : gaya ini membeli
waktu dalam situasi yang terbuka atau situasi ambigu. Kelemahan : taktik ini
hanya memperbaiki sementara saja dan menyingkirkan masalah yang sebenarnya.
·
Berkompromi
:
Pendekatan memberi dan menerima yang
melibatkan perhatian rata – rata baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Kelebihan : proses – proses demokratis lebih ditekankan tetapi ini merupakan
penyelesaian sementara yang dapat menghambat pemecahan masalah kreatif. Kelemahan
: dapat menghambat penyelesaian masalah kreatif
v Campur Tangan Pihak Ketiga
Fokusnya pemahaman segitiga konflik
yang berjalan dan teknik-teknik pemecahan perselisihan alternative.
·
Segitiga
Konflik
Terjadi
ketika dua orang memiliki masalah dan bukannya membicarakannya secara langsung
satu sama lain,salah satu dari mereka mencari orang ketiga untuk dilibatkan.
·
Alternative
Pemecahan Perselisihan
o
Memfasilitasi :secara informal mendorong
pihak-pihak yang berselisih untuk menangani perselisihan.
o
Konsiliasi : bertindak sebagai
penghubung komunikasi antar pihak yang berselisih.
o
Tinjauan rekan sekerja:panel rekan
sekerja yang dipercaya dan diterima luas ,mendengarkan semua pihak yang
berselisih dalam pertemuan.
o
Ombudsman:seorang yang bekerja untuk
organisasi dan dihormati secara luas oleh rekannya,mendengarkan keluhan dan
mengatur solusi
o
Perantara:memberikan petunjuk pada pihak
yang berselisih dan menyelidiki solusi inovatif.
o
Arbitrasi : pihak yang berselisih setuju
untuk mengajukan waktu agar dapat menerima keputusan arbitrasor netral sperti
pengadilan
v Negosiasi
Secara formal negosiasi didefinisikan sebagai proses-proses pembuatan keputusan-keputusan
memberi dan menerima yang melibatkan pihak-pihak yang saling terkait dengan
preferensi berbeda.
DUA TIPE NEGOSIASI DASAR
Para ahli negosiasi
membedakan antara dua tipe negosiasi.negosiasi distributife dan negosiasi
integratif.Negosiasi
distributif, biasanya melibatkan satu masalah tunggal atau dimana seseorang
memperoleh pendapatan atas pengorbanan orang.Negosiasi integrative
membutuhkan strategi menang-menang yang progresif,seperti yang terlihat pada
figure 14-6.tim-tim yang dilatih dengan taktik integrative mencapai hasil-hasil
yang lebih baik bagi kedua pihak dibanding tim-tim yang tidak dilatih.namun
demikian penelitian menemukan pendekatan integratife untuk negosiasi tidak
sama-sama efektif jika melintasi budaya.
Perangkap tersembunyi etika dalam negosiasi
Keberhasilan
negosiasi intregratif bergantung pada tingkat luas pada kualitas informasi yang
dipertukarkan,seperti yang baru saja didokumentasikan oleh para peneliti.
Dengan mengatakan kebohongan , menyembunyikan fakta-fakta penting dan
melibatkan taktik-taktik lain yang tidak etis secara professional dapat merusak
kepercayaan dan niat baik.
Pelajaran-pelajaran
praktis dari penelitian negosiasi
Penelitian lapangan
dan penelitian laboratories akhir-akhir ini telah menghasilkan beberapa
pandangan.
- Negosiator dengan ekspektasi fixed pie memberikan hasil-hasil bersama yang buruk karena mereka membatasi dan menyalahgunakan informasi.
- Meta-analisis dari 62 penelitian menemukan sedikit kecenderungan bahwa para wanita bias bernegosiasi secara lebih kooperatif dibanding pria.namun secara signifikan wanita lebih kompetitif daripada pria.
- Ciri-ciri kepribadian juga dapat mempengaruhi keberhasilan bernegosiasi.
- Jika anda ingin minta kenaikan gaji ,tunggu sampai anda dan atasan anda dalam keadaan suasana hati yang tenang.
- Studi mengenai negosiasi antara orang jepang dan amerika menemukan hasil bersama yang kurang produktif jika melintas budayanya,disbanding berada dalam budaya yang sama.
- Kurang memahami pihak lain membuat negosiasi lintas budaya lebih sulit daripada negosiasi di dalam negeri.
Manajemen
konflik dan negosiasi pendekatan kontinjensi
Tiga realitas menyatakan bagaimana konflik organisasional
dapat ditangani.Pertama,berbagai tipe konflik tak dapat dielakkan karena konflik dipacu oleh
berbagai anteseden luas.Kedua,terlalu sedikit konflik dapat sama buruknya dengan terlalu banyak
konflik.Ketiga,tak ada cara tunggal paling baik dalam
menghindarkan atau menyelesaikan konflik.
Intervensi pihak ketiga dibutuhkan jika pihak
– pihak yang berkonflik tak ingin/ atau tak mampu mencari penyelesaian konflik
atau negoisasi integratif. Negoisasi nilai tambah atau integratif paling tepat
bagi konflik interkelompok dan interorganisasional. Kuncinya adalah meminta
pihak – pihak yang berkonflik untuk mengabaikan pemikiran fixed – pie
tradisional dan harapan kalah – menang mereka. Manager dapat menggunakan empat pelajaran dari
penelitian akhir yaitu : 1) menetapkan sasaran-sasaran yang jelas dan
menantang, 2) tidak setuju dengan cara konstruktif dan masuk akal.3) tidak
terperangkap dalam segitiga konflik,dan menolak terperangkap dalam spiral
agresi-melahirkan-agresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar