JUDUL:
PENGARUH BAURAN PROMOSI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Survai pada Konsumen Minuman Ringan Produk Coca-Cola di Kota Malang)
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan harus selalu berusaha untuk tetap berkembang agar mampu bersaing. Dalam menghadapi persaingan antar perusahaan, maka perusahaan harus menerapkan kebijakan yang tepat dalam memasarkan produknya. Iklim dalam persaingan yang dihadapi perusahaan tersebut semakin ketat disebabkan karena perkembangan pemasaran modern yang semakin hari semakin semarak.
Keberhasilannya akan terlihat optimal atau tidak, bila telah melalui tahapan terakhir yaitu pemasaran dan promosi. Kegiatan pemasaran dilakukan dan diarahkan agar dapat mencapai sasaran perusahaan yaitu meningkatkan keputusan pembelian oleh konsumen yang berpengaruh terhadap target penjualan yang diharapkan juga mampu meningkatkan laba yang diperoleh oleh perusahaan.
Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dapat dikendalikan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Bauran pemasaran meliputi 4 variabel pokok, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Dengan memadukan keempat variabel tersebut diharapkan perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, mendistribusikan produk dan merancang program promosi yang tepat.
Promosi diantara keempat unsur bauran pemasaran adalah sebagai juru bicara produksi kepada konsumen dalam pemasaran produk yang dihasilkannya. Promosi sangat penting untuk memperkenalkan produk dan mempercepat diterimanya produk dipasaran. Promosi diharapkan timbul ketertarikan yang kuat dari pasar sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang kemudian diikuti dengan pembelian ulang sehingga perusahaan dapat memenuhi target penjualan yang diharapkan.
Produk setiap perusahaan berbeda dan produk yang dihasilkan perusahaan mempunyai keunggulan dan ciri tertentu. Konsumen selalu mengaharapkan banyak pilihan produk yang menawarkan ciri dan keistimewaan masing-masing. Hal ini membuat posisi para produsen semakin sulit, mereka harus menghadapi persaingan yang ketat dalam merebutkan jumlah konsumen yang ada. Jumlah konsumen minuman ringan di Indonesia juga mengalami peningkatan seiring dengan semakin beragamnya produk minuman ringan yang ditawarkan.
Perusahaan minuman ringan harus menyadari arti pentingnya pelaksanaan bauran promosi sebagai pendukung peningkatan penjualan. Pelaksanaan bauran promosi yang diarahkan dan dikendalikan kesasaran yang tepat diharapkan meningkatkan penjualan perusahaan. Banyaknya industri minuman ringan yang berkembang di Indonesia saat ini membuat konsumen memiliki alternatif pilihan merek yang beragam.
Perusahaan minuman ringan Coca-cola yang merupakan produk minuman terkemuka di dunia yang digemari ratusan juta konsumen. Saat ini Coca-cola diproduksi di lebih dari 200 negara dan teritorial di dunia dan di Indonesia sudah diproduksi di 11 pabrik pembotolan (www.coca-colabottling.co.id).
Bermunculannya industri minuman ringan menjadi pesaing minuman ringan produk Coca-cola, maka produk Coca-cola ini menggunakan berbagai cara promosi agar tetap bertahan dan tidak kalah bersaing dengan produk lain yang mempunyai kualitas sama. Bahkan produk minuman ringan yang menjadi pesaing produk Coca-cola mempunyai keunggulan yang tidak kalah bermutu dengan produk Coca-cola atau bahkan lebih. Maka dari itu perusahaan minuman ringan Coca-cola lebih gencar melaksanakan promosi.
Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Konsumen Minuman Ringan Produk Coca-cola di Kota Malang)”
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan?
2. Bagaimana pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian secara parsial?
3. Variabel manakah dalam bauran promosi yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan.
2. Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian secara parsial.
3. Untuk mengetahui variabel dalam bauran promosi yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian.
D. Kontribusi Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bauran promosi
b. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan atau salah satu informasi bagi semua pihak yang ingin mengadakan penelitian serupa.
2. Secara Praktis
a. Sebagai alat untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan dalam rangka menetapkan kebijakan bauran promosi dalam meningkatkan keputusan pembelian.
c. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberi manfaat bagi manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi perusahaan di masa yang akan datang.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
1. Pemasaran dan Konsep Pemasaran
a. Pemasaran
Pemasaran yang diungkapkan oleh Assauri (2004:5) adalah sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dapat diketahui dari pengertian ini, pembahasan tentang pemasaran dapat lebih jelas dan terbatas dalam pembatasan yang tegas, terkait dengan kegiatan pemasaran yang berlaku universal dan pengertian tersebut menitikberatkan pada proses pertukaran kegiatan antara penjual dan pembeli untuk memuaskan konsumen.
Carthy and Pereault (1993:8) yang dikutip dalam Dharma menyatakan bahwa pemasaran adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dan juga merupakan proses sosial. Jadi dari pengertian Carthy and Pereault dapat dijabarkan bahwa pemasaran adalah kegiatan yang terkoordinir yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya yang berorientasi pada proses social.
b. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (2002:22) yang dikutip oleh Teguh, Rusli dan Molan, konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaingnya dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Pendapat Kotler tersebut dapat disimpulkan bahwa agar perusahaan dapat berkembang harus mengerti dan berinteraksi dengan pelanggan agar apa yang diinginkan pelanggan tersebut dapat terpenuhi.
2. Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi memegang peran penting dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Keberhasilan suatu program promosi seringkali diikuti oleh berhasilnya kegiatan pemasaran. Tjiptono (1997:219) menyatakan pada dasarnya promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran. Menurut pengertian Tjiptono tersebut, promosi menitikberatkan pada komunikasi yang artinya perusahaan harus berinterkasi langsung dengan pelanggan agar pelanggan merasa puas dengan produk yang ditawarkan.
Carthy and Perreault (1993:294) yang dikutip oleh Dharma berpendapat bahwa promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Pengertian Carthy and Perreault tersebut menjelaskan bahwa informasi sangat diperlukan dalam promosi agar semua yang diinginkan konsumen dapat dimengerti.
b. Tujuan Promosi
Tjiptono (1997:221) berpendapat bahwa: tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan(informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
c. Strategi Promosi
Menurut Lamb, Hair, McDaniel yang dialih bahasakan oleh Octarevia (2001:145) strategi promosi adalah suatu rencana untuk menggunakan yang optimal atas sejumlah elemen-elemen promosi: periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi dan promosi penjualan.
3. Bauran Promosi (Promotional Mix)
Bauran promosi merupakan kombinasi dari alat promosi termasuk periklanan, hubungan masyarakat dan promosi penjualan digunakan untuk mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan. Pengertian Lamb, Hair, McDaniel tersebut menitikberatkan pada alat-alat promosi yang digunakan untuk memenuhi tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi bauran promosi yang tepat merupakan sesuatu yang diyakini manajemen akan sesuai kebutuhan target pasar dan memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan.
4. Perilaku Konsumsi
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. The American Marketing Association dalam Setyadi (2003:3), perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut di atas terdapat tiga ide penting, yaitu : perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
b. Model Perilaku Konsumen
Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menentukan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli (Kotler, 2002:183).
Rangsangan pemasaran terdiri dari bauran pemasaran (marketing mix), yaitu produk, harga, saluran pemasaran dan promosi. Rangsangan lainnya mencakup kondisi dalam lingkungan pembeli, yaitu ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Ciri-ciri pembeli mempengaruhi dalam proses keputusan pembelian yang akan menghasilkan keputusan pembelian akhir berupa pemilihan produk, merek, saluran pembelian, waktu dan jumlah pembelian.
5. Pembelian
a. Pengertian Pembelian
Pembelian (purchasing) menurut Assauri (204:159) merupakan fungsi staf yang kedudukannya setingkat dengan jabatan-jabatan lainnya seperti manajer penjualan, karena mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keuangan dan kelancaran operasi perusahaan.
b. Peran Pembelian dalam Perusahaan
Peran pembelian dalam perusahaan (Indrajit dan Djokopranoto, 2005:11) dari sudut pandang bisnis perusahaan mempunyai tiga peran, yaitu sebagai salah satu fungsi penting dalam bisnis, sebagai salah satu elemen pokok untuk melaksanakan produksi, dan sebagai salah satu bagian yang bertanggung jawab atas pembuatan barang diluar.
Dilihat dari sudut pandang strategi perusahaan, mempunyai dua peran yaitu sebagai pusat keuntungan (profit centre) perusahaan dan sebagai sebagai strategi fungsi perusahaan.
c. Jenis perilaku pembelian
Pengambilan keputusan konsumen bervariasi dengan jenis keputusan pembelian. Assael dalam Kotler (2000:247) yang diterjemahkan oleh Hermawan membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dan derajat perbedaan antara berbagai merek yaitu perilaku pembelian kompleks, perilaku pembelian mengurangi disonansi, perilaku pembelian menurut kebiasaan dan perilaku pembelian yang mencari variasi.
6. Keputusan Pembelian
a. Pengertian
Keputusan pembelian konsumen (Kotler dan Armstrong dialihbahasakan oleh Sihombing, 2001:226) adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor tersebut adalah sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak diharapkan. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal : intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Konsumen mungkin membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor seperti pendapat yang diperkirakan, harga dan manfaat yang diharapkan.
b. Tahap-tahap proses keputusan pembelian
Tahap-tahap proses keputusan pembelian menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Teguh, Rusli dan Molan (2002:104) adalah sebagai berikut :
1) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat kosumen.
2) Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Hal ini dapat dibagi ke dalam dua tingkat. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk.
c. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian
Menurut Kotler (2000:233) yang diterjemahkan oleh Hermawan faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah kebudayaan, sosial, kepribadian, dan psikologis.
d. Lima peran dalam suatu keputusan pembelian
Lima peran dalam suatu keputusan pembelian menurut Kotler yang diterjemahkan Hermawan (2000:246) adalah pencetus ide, pemberi pengaruh, pengambil, pembeli, dan pemakai.
Suatu perusahaan perlu untuk mengidentifikasi peran-peran ini karena mempunyai implikasi dalam merancang produk, menentukan pesan-pesan dan mengalokasikan anggaran promosi.
7. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Model Konsepsi
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:33) konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai suatu kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Berdasarkan kejian teori mengenai variabel bauran promosi dalam keputusan konsumen untuk pembelian produk Coca-cola, maka dapat disusun suatu model sebagai dasar pembentukan hipotesis yang dilihat pada gambar berikut.
Model Konsep
2. Model Hipotesis
Menurut Arikunto (2002:67) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan model konsepsi di atas dapat dijabarkan ke dalam model hipotesis agar masing-masing variabel dapat diukur dan diamati.
Model Hipotesis
3. Rumusan hipotesis
1. Ada pengaruh secara simultan antara bauran promosi yang terdiri dari variabel penjualan pribadi (X1), periklanan (X2), promosi penjualan (X3) dan hubungan masyarakat (X4) terhadap keputusan pembelian (Y)
2. Adanya pengaruh secara parsial antara bauran promosi yang terdiri dari variabel penjualan pribadi (X1), periklanan (X2), promosi penjualan (X3) dan hubungan masyarakat (X4) terhadap keputusan pembelian (Y).
BAB III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan peneliti, maka jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory reseach (penelitian penjelasan). Singarimbun dan Effendi (1995:5) mengatakan explanatory reseach adalah penelitian yang menjelaskan kausal antara variabel-variabel melalui pengajuan hipotesa dengan menggunakan data yang sama. Penelitian ini menggunakan jenis explanatory reseach karena ingin menjelaskan hubungan kausal yang terjadi antara variabel-variabel bauran promosi dengan keputusan pembelian.
Penelitian ini mengandung uraian yang bersifat deskriptif tetapi yang menjadi fokus penelitian adalah penjelasan hubungan antara variabel-variabel yang diukur dan diteliti serta merupakan pengujian hipotesis yang telah diambil berdasarkan kajian teori Menurut Whitney dalam Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
2. Konsep, Variabel dan Definisi Operasional
a. Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti. Inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak : kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya (Singarimbun dan Effendi, 1995:33). Di dalam penelitian ini konsep yang digunakan oleh peneliti yaitu konsep Bauran Promosi (X) dan konsep Keputusan Pembelian (Y).
b. Variabel
Arikunto (2002:99) berpendapat bahwa memecah-mecah variabel menjadi sub variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Kategori, indikator, sub variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis, menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang lain.
Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi:
1) Variabel bebas terdiri dari penjualan pribadi (X1), periklanan (X2), promosi penjualan (X3) dan hubungan masyarakat (X4) dengan indikator pembelian produk yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Variabel tergantung/terikat terdiri dari keputusan pembelian (Y) dengan indikator alasan membeli produk.
c. Operasional
Menurut Nazir (2003:126) yang dimaksud definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
Definisi operasional dari variabel-variebel dari pendapat Lamb, Hair, McDaniel (2001:146) yang dikutip oleh Octarevia tersebut dijabarkan dalam indikator dan item sebagai berikut :
Konsep, Variabel, Indikator dan Item
Konsep Variabel Indikator Item
Bauran Promosi(X) Penjualan Pribadi(X1) Interaksi langsung oleh penjual 1. Cara yang dilakukan penjual dalam berhubungan dengan konsumen.
2. Kejelasan informasi yang diberikan penjual.
3. Sikap ramah yang ditunjukkan penjual.
4. Dapat mempengaruhi atau membujuk konsumen.
Periklanan(X2) Isi Pesan 1. Memiliki kemudahan untuk diingat.
2. Memiliki kemudahan untuk dipahami.
3. Dapat menarik perhatian.
Penyampaian Informasi 1.Kesesuaian penggunaan media visual berupa poster dan baliho.
2.Kesesuaian pemilihan tempat untuk pemasangan iklan.
Promosi Penjualan(X3) Alat promosi yang digunakan 1.Pemberian hadiah kepada konsumen.
2.Tingkat keseringan pemberian hadiah.
Hubungan Masyarakat(X4) Kegiatan kemasyarakatan 1.Adanya kegiatan yang direspon sebagai upaya membina komunikasi dengan konsumen.
2.Menyediakan layanan informasi tentang produk.
3.Adanya Claim Service yang selalu siap membantu dengan cepat.
Keputusan Pembelian
(Y) Pembelian Produk Alasan membeli produk 1. Adanya kualitas atau citra yang baik.
2. Kecepatan dalam memutuskan untuk membeli.
3. Keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain.
4. Keinginan untuk membeli ulang.
d. Skala Pengukuran
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan yang sifatnya tertutup. Menurut Kinnear dalam Husein (1998:69), skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik.
Dalam skala Likert setiap alternatif jawaban diberi skor tertentu. Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (misalnya, 1,2,3,4,5). Pada penelitian ini tanggapan responden diukur dengan skala Likert, yaitu dengan memberikan lima pilihan jawaban untuk pertanyaan yang sifatnya tertutup. Masing-masing jawaban diberi skor tertentu, skor tersebut antara satu sampai lima.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:152) populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Sedangkan menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi. Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para responden yang menggunakan produk Coca-cola, yang berada di Kelurahan Bumirejo Kecamatan Dampit.
b. Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan peneliti sebagai sesuatu yang berlaku bagi masyarakat (Arikunto, 2002:109).
Menurut Sari (1999:58) mengestimasi n berdasarkan kendala waktu, besarnya n ditentukan oleh Sampel Linear Time Function.
T = to + t1 . n
Keterangan :
T : waktu yang tersedia untuk penelitian.
(14 hari X 3,5 jam X 60 menit = 2940)
to : waktu tetap, tidak tergantung besarnya sampel.
( 3 hari X 2 jam X 60 menit = 360)
t1 : waktu yang digunakan setiap sampling unit, yaitu waktu yang diperkirakan dibutuhkan oleh masing-masing responden untuk mengisi kuesioner adalah 30 menit
n : jumlah sampel
n =
=
= 86
Sampel yang digunakan adalah sebanyak 86 orang responden
c. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (2001:77). Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling (sampling aksidental). Menurut Sugiyono (2001:77). Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Lokasi
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada konsumen produk Coca-cola yang bertempat tinggal di Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Dampit,Kota Malang.
b. Sumber data
Data (Arikunto, 2002:96) adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka. Sedangkan sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2002:107). Dalam penelitian ini terdapat dua macam sumber data berdasarkan pada cara memperolehnya (Hasan, 2002:82), yaitu :
1) Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
c. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Hasan, 2002:85) :
1) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.
2) Kuisioner yaitu sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang disusun secara terstruktur yang disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang akurat.
3) Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan dan dokumen-dokumen lainnya.
5. Instrumen Penelitian
a. Kuisioner yaitu berupa pertanyaan secara tertulis yang disusun secara terstruktur yang berkenaan dengan informasi yang dibutuhkan, atau jawaban yang diberikan inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai data primer dalam penelitian.
b. Pedoman wawancara yaitu berupa daftar pertanyaan yang diajukan langsung kepada pihak-pihak yang berkait sebagai sumber informasi tambahan agar wawancara dapat berlangsung secara efektif.
6. Analisis Data
Menurut Nazir (2003:346), analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisilah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Sedangkan menurut Singarimbun dan Effendi (1995:263) analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik penelitian dengan menggambarkan obyek penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, keadaan responden yang diteliti serta item-item yang didistribusikan dari masing-masing variabel, setelah seluruh data yang diinginkan terkumpul, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengolah data dan membahas data yang diperoleh tersebut secara deskriptif (Sugiyono,2005:63).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta : Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Guliltinan, Joseph P. dan Gordon W. Paul. 1994. Strategi dan Program Manajemen Pamasaran. Edisi Kedua. Alih bahasa: Agus Maulana. Jakarta : Erlangga.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia
Jefkins, Frank. 1994. Periklanan. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Alih Bahasa : Hendra Teguh, Ronny A, Rusli dan Benjamin Molan. Jakarta : Prenhallindo.
Perreault, D. William and E. Jerome McCarthy. 1993. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Kelima. Alih Bahasa : Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana.
Singarimbun Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ketujuh. Bandung : CV. Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta
Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Edisi II. Yogjakarta : ANDI
Rabu, 18 Januari 2012
mitos angka 13
Di seantero dunia terdapat bermacam-macam kepercayaan, mitos, dan
legenda, yang tidak terhitung banyaknya. Bagi kaum rasionalis,
kepercayaan-kepercayaan orang-orang tua ini seharusnya ikut mati sejalan
dengan modernisasi yang merambah seluruh sisi kehidupan manusia. Namun
demikiankah yang terjadi? Ternyata tidak.
Di dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul ini ternyata tetap eksis dan bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya. Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan ikut mewarnai arsitektural kota dan juga gedung-gedung pencakar langit.
Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki. Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung ‘loncat’ ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.
Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia.
Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah. Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian.
Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666. Sebab itu, dalam berbagai simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan unsur angka 13 ke dalamnya. Kartu Tarot misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King).
Penyisipan simbol angka 13 terbesar sepanjang sejarah manusia dilakukan kaum ini ke dalam lambang negara Amerika Serikat. The Seal of United States of America yang terdiri dari dua sisi (Burung Elang dan Piramida Illuminati) sarat dengan angka 13. Inilah buktinya:
-13 bintang di atas kepala Elang membentuk Bintang David.
-13 garis di perisai atau tameng burung.
-13 daun zaitun di kaki kanan burung.
-13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun.
-13 anak panah.
-13 bulu di ujung anak panah.
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’
-13 lapisan batu yang membentuk piramida.
-13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala Elang.
Selain menyisipkan angka 13 ke dalam lambang negara, logo-logo perusahaan besar Amerika Serikat juga demikian seperti logo McDonalds, Arbyss, Startrek. Com, Westel, dan sebagainya. Angka 13 bisa dilihat jika logo-logo ini diputar secara vertikal. Demikian pula, markas besar Micosoft disebut sebagai The Double Thirteen atau Double-13, sesuai dengan logo Microsoft yang dibuat menyerupai sebuah jendela (Windows), padahal sesungguhnya itu merupakan angka 1313.
Uniknya, walau angka 13 bertebaran dalam berbagai rupa, bangsa Amerika rupa-rupanya juga menganggap angka 13 sebagai angka yang harus dihindari. Bangunan-bangunan tinggi di Amerika jarang yang menggunakan angka 13 sebagai angka lantainya. Bahkan dalam kandang-kandang kuda pacuan demikian pula adanya, dari kandang bernomor 12, lalu 12a, langsung ke nomor 14. Tidak ada angka 13.
Kaum Kabbalis sangat mengagungkan angka 13, selain tentu saja angka-angka lainnya seperti angka 11 dan 666. Angka ini dipakai dalam berbagai ritual setan mereka. Bahkan simbol Baphomet atau Kepala Kambing Mendez (Mendez Goat) pun dihiasi simbol 13. Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka sial karena menjadi bagian utama dari ritual setan
Di dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul ini ternyata tetap eksis dan bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya. Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan ikut mewarnai arsitektural kota dan juga gedung-gedung pencakar langit.
Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki. Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung ‘loncat’ ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.
Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia.
Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah. Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian.
Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666. Sebab itu, dalam berbagai simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan unsur angka 13 ke dalamnya. Kartu Tarot misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King).
Penyisipan simbol angka 13 terbesar sepanjang sejarah manusia dilakukan kaum ini ke dalam lambang negara Amerika Serikat. The Seal of United States of America yang terdiri dari dua sisi (Burung Elang dan Piramida Illuminati) sarat dengan angka 13. Inilah buktinya:
-13 bintang di atas kepala Elang membentuk Bintang David.
-13 garis di perisai atau tameng burung.
-13 daun zaitun di kaki kanan burung.
-13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun.
-13 anak panah.
-13 bulu di ujung anak panah.
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’
-13 lapisan batu yang membentuk piramida.
-13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala Elang.
Selain menyisipkan angka 13 ke dalam lambang negara, logo-logo perusahaan besar Amerika Serikat juga demikian seperti logo McDonalds, Arbyss, Startrek. Com, Westel, dan sebagainya. Angka 13 bisa dilihat jika logo-logo ini diputar secara vertikal. Demikian pula, markas besar Micosoft disebut sebagai The Double Thirteen atau Double-13, sesuai dengan logo Microsoft yang dibuat menyerupai sebuah jendela (Windows), padahal sesungguhnya itu merupakan angka 1313.
Uniknya, walau angka 13 bertebaran dalam berbagai rupa, bangsa Amerika rupa-rupanya juga menganggap angka 13 sebagai angka yang harus dihindari. Bangunan-bangunan tinggi di Amerika jarang yang menggunakan angka 13 sebagai angka lantainya. Bahkan dalam kandang-kandang kuda pacuan demikian pula adanya, dari kandang bernomor 12, lalu 12a, langsung ke nomor 14. Tidak ada angka 13.
Kaum Kabbalis sangat mengagungkan angka 13, selain tentu saja angka-angka lainnya seperti angka 11 dan 666. Angka ini dipakai dalam berbagai ritual setan mereka. Bahkan simbol Baphomet atau Kepala Kambing Mendez (Mendez Goat) pun dihiasi simbol 13. Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka sial karena menjadi bagian utama dari ritual setan
Minggu, 15 Januari 2012
Manfaat Dan Kerugian Makan Permen Karet
Permen karet merupakan makanan yang sangat digemari masyarakat. Permen karet berasal dari Amerika, terbuat dari getah pohon atau damar gliserin yang ditambah larutan gula, peppermint dan bahan lainnya, kemudian diaduk dan dipress.
Nah, marilah kita menganalisa manfaat dan kerugian mengunyah permen karet.
Manfaat mengunyah permen karet
1. Menyegarkan bau mulut, terutama bagi yang suka mengonsumsi makanan beraroma keras seperti bawang merah dan bawang putih. Permen karet sangat efektif untuk menetralisir bau tersebut.
2. Permen karet dapat melekat erat, sehingga dapat membersihkan sisa-sisa makanan pada permukaan gigi. Sering mengunyahnya dapat meningkatkan produksi air liur yang dapat membersihkan rongga mulut dan gigi dengan lebih baik, sehingga resiko terbentuknya plak-plak gigi dapat dikurangi.
3. Ketika mengunyah permen karet, rongga mulut berulang-ulang melakukan gerakan menggigit, ini memperlancar aliran darah di bagian wajah, dan juga melatih otot-otot untuk mengunyah dan menggigit.
Hasil penelitian seorang ahli dari Amerika, mengunyah permen karet setiap hari selama 15 menit dapat bermanfaat bagi kecantikan.
Kerugian mengunyah permen karet
1. Pada waktu mengunyah permen karet, gula tinggal di dalam rongga mulut dalam waktu lama, maka bakteri dalam rongga mulut akan merubah gula menjadi asam yang akan mengurai kalsium gigi (email gigi) sehingga menyebabkan kerusakan pada gigi.
Para ahli menganjurkan agar memilih permen karet xylitol sebagai pengganti gula, karena xylitol memiliki rasa dan nilai gizi yang sama dengan gula, namun tidak dapat difermentasi menjadi asam sehingga aman untuk gigi.
2. Hasil riset di Swiss menunjukan, sering mengunyah permen karet dapat merusak bahan tambalan gigi. Oleh sebab itu bagi seseorang yang menggunakan tambalan gigi dengan bahan air raksa sebaiknya jangan mengunyah permen karet.
Karena mengunyah permen karet dapat mengurai senyawa air raksa tersebut, yang dapat meningkatkan jumlah kandungan air raksa dalam darah dan air kemih. Kelebihan zat tersebut dapat berpe ngaruh negatif terhadap otak, susunan syaraf pusat dan ginjal.
3. Anak-anak yang mengunyah permen karet dalam waktu lama, kemungkinan besar akan mempunyai kebiasaan menggertakkan gigi pada saat tidur karena otot-otot mulut dalam keadaan tegang, sehingga dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka.
Para ahli menyarankan agar anak-anak tidak mengunyah permen karet lebih dari 3-4 kali sehari dan tidak melampaui 10-15 menit.
4. Sering mengunyah permen karet bagi para remaja dapat berisiko memiliki bentuk wajah segi empat, karena otot-otot rahang mungkin terlalu terlatih sehingga sangat cepat pertumbuhannya.
Nah, marilah kita menganalisa manfaat dan kerugian mengunyah permen karet.
Manfaat mengunyah permen karet
1. Menyegarkan bau mulut, terutama bagi yang suka mengonsumsi makanan beraroma keras seperti bawang merah dan bawang putih. Permen karet sangat efektif untuk menetralisir bau tersebut.
2. Permen karet dapat melekat erat, sehingga dapat membersihkan sisa-sisa makanan pada permukaan gigi. Sering mengunyahnya dapat meningkatkan produksi air liur yang dapat membersihkan rongga mulut dan gigi dengan lebih baik, sehingga resiko terbentuknya plak-plak gigi dapat dikurangi.
3. Ketika mengunyah permen karet, rongga mulut berulang-ulang melakukan gerakan menggigit, ini memperlancar aliran darah di bagian wajah, dan juga melatih otot-otot untuk mengunyah dan menggigit.
Hasil penelitian seorang ahli dari Amerika, mengunyah permen karet setiap hari selama 15 menit dapat bermanfaat bagi kecantikan.
Kerugian mengunyah permen karet
1. Pada waktu mengunyah permen karet, gula tinggal di dalam rongga mulut dalam waktu lama, maka bakteri dalam rongga mulut akan merubah gula menjadi asam yang akan mengurai kalsium gigi (email gigi) sehingga menyebabkan kerusakan pada gigi.
Para ahli menganjurkan agar memilih permen karet xylitol sebagai pengganti gula, karena xylitol memiliki rasa dan nilai gizi yang sama dengan gula, namun tidak dapat difermentasi menjadi asam sehingga aman untuk gigi.
2. Hasil riset di Swiss menunjukan, sering mengunyah permen karet dapat merusak bahan tambalan gigi. Oleh sebab itu bagi seseorang yang menggunakan tambalan gigi dengan bahan air raksa sebaiknya jangan mengunyah permen karet.
Karena mengunyah permen karet dapat mengurai senyawa air raksa tersebut, yang dapat meningkatkan jumlah kandungan air raksa dalam darah dan air kemih. Kelebihan zat tersebut dapat berpe ngaruh negatif terhadap otak, susunan syaraf pusat dan ginjal.
3. Anak-anak yang mengunyah permen karet dalam waktu lama, kemungkinan besar akan mempunyai kebiasaan menggertakkan gigi pada saat tidur karena otot-otot mulut dalam keadaan tegang, sehingga dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka.
Para ahli menyarankan agar anak-anak tidak mengunyah permen karet lebih dari 3-4 kali sehari dan tidak melampaui 10-15 menit.
4. Sering mengunyah permen karet bagi para remaja dapat berisiko memiliki bentuk wajah segi empat, karena otot-otot rahang mungkin terlalu terlatih sehingga sangat cepat pertumbuhannya.
Sabtu, 14 Januari 2012
lingkungan organisasi
Lingkungan Organisasi
PENDAHULUAN
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka berada dalam sebuah lingkungan. Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan organisasi memerlukan perhatian dari manajer karena bisa memberikan dampak yang besar bagi perkembangan organisasi. Kegiatan organisasi akan merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan akan mendorong perubahan pada organisasi. Oleh karena itu, manajer harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan tempat mereka dan organisasi mereka berkiprah.
LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya.
Lingkungan internal (Internal environment) adalah faktor-faktor atau kondisi umum yang berada di dalam suatu organisasi.
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan eksternal terdiri dari dua bagian, yaitu :
Lingkungan Umum (general environment), disebut juga lingkungan yang tidak berpengaruh langsung kepada organisasi (indirect environment) yaitu serangkaian dimensi dan kekuatan yang luas yang berada di sekitar organisasi yang menciptakan keseluruhan konteks organisasi. Meskipun Lingkungan umum tidak mempengaruhi organisasi secara langsung, namun harus tetap diperhitungkan dalam pengambilan keputusan organisasi. Lingkungan umum terdiri dari dimensi ekonomi, teknologi, social budaya, politik-hukum, dan internasional.
Lingkungan tugas (task environment), disebut juga lingkungan yang berpengaruh langsung kepada organisasi (direct environment) yaitu unsur-unsur luar organiasi yang secara spesifik berpengaruh secara langsung kepada organisasi. Lingkungan ini terdiri dari dimensi : kompetitor, pelanggan, pemasok, regulator, dan partner strategis.
Lingkungan Umum
Dimensi Ekonomi. Dimensi ekonomi adalah kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem ekonomi di mana organisasi beroperasi. Apabila kondisi ekonomi mengalami guncangan, maka akan berpengaruh secara langsung kepada organisasi. Faktor-faktor ekonom yang terutama sangat penting bagi bisnis adalah pertumbuhan ekonomi secara umum, inflasi, tingkat bunga, dan tingkat penggangguran.
Dimensi Teknologi. Dimensi ini merefleksikan metode-metode yang tersedia untuk mengubah sumber daya menjadi produk atau jasa. Perubahan teknologi akan mempengaruhi cara organisasi mengubah sumber daya tersebut.
Sosial Budaya. Dimensi ini meliputi sikap, norma, adat, gaya hidup, nilai, kebiasaan, dan karakteristik demografi masyarakat di mana organisasi berada.
Politik-Hukum. Yaitu berupa peraturan pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dan pemerintah. Undang-undang dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah bisa memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi.
Internasional. Yaitu pengaruh bisnis, politik dan kebijakan negara lain khususnya untuk organisasi-oganisasi multinasional memberikan dampak yang sangat besar bagi organisasi tersebut.
Lingkungan Tugas
Kompetitor/ pesaing. Adanya pesaing yang memperebutkan sumber daya termasuk konsumen, atau yang menawarkan produk atau jasa tandingan. Organiasasi juga akan bersaing dengan organisasi lainnya dalam memperebutkan sumberdaya. Contoh: organisasi akan bersaing memperoleh dana dari lembaga keuangan dan memperoleh karyawan yang berkualitas dari universitas.
Pelanggan, yaitu individu atau organisasi yang membeli barang atau jasa suatu organisasi. Pelanggan mempengaruhi organisasi secara langsung karena mereka membeli dan memakai barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Perubahan pada perilaku konsumen, selera, dan sikap konsumen termasuk dalam komponen yang harus dipahami oleh manajer.
Pemasok, yaitu pihak-pihak yang memberikan input berupa sumber daya kepada organisasi, yang diperlukan untuk menjalankan usahanya. Input dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi, karyawan, modal keuangan, informasi, atau jasa yang diperlukan organisasi.
Regulator, biasanya adalah pemerintah yang mengatur dan mempengaruhi kebijakan dan praktek sebuah organisasi.
Partner Strategis, yaitu dua organisasi atau lebih yang bekerjasama dalam joint venture atau kemitraan lainnya.
LINGKUNGAN INTERNAL
Pemilik/ Pemegang Saham, adalah orang-orang yang memiliki hak milik hukum terhadap bisnis tersebut. Pemilik dapat berupa seseorang yang mendirikan dan menjalankan suatu bisnis kecil, partner yang secara bersama-sama memiliki bisnis, atau investor yang memiliki saham (pemegang saham).
Dewan Direksi, yaitu mereka yang dipilih oleh para pemegang saham dan bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen perusahaan secara umum, untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan dengan cara yang paling memuaskan kepentingan pemegang saham.
Karyawan/ Pekerja, yaitu individu-individu yang dipekerjakan oleh organisasi. Karyawan bisa membentuk serikat pekerja yang saat ini mempunyai bargaining power yang cukup besar sehingga dapat mempengaruhi organisasi. Oleh karena itu, manajer perlu membina hubungan yang baik dengan karyawan atau serikat pekerja.
Lingkungan Kerja Fisik, yaitu berupa fasilitas-fasilitas fisik yang disediakan organisasi untuk menunjang operasi organisasi tersebut.
PENDAHULUAN
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka berada dalam sebuah lingkungan. Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan organisasi memerlukan perhatian dari manajer karena bisa memberikan dampak yang besar bagi perkembangan organisasi. Kegiatan organisasi akan merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan akan mendorong perubahan pada organisasi. Oleh karena itu, manajer harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan tempat mereka dan organisasi mereka berkiprah.
LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya.
Lingkungan internal (Internal environment) adalah faktor-faktor atau kondisi umum yang berada di dalam suatu organisasi.
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan eksternal terdiri dari dua bagian, yaitu :
Lingkungan Umum (general environment), disebut juga lingkungan yang tidak berpengaruh langsung kepada organisasi (indirect environment) yaitu serangkaian dimensi dan kekuatan yang luas yang berada di sekitar organisasi yang menciptakan keseluruhan konteks organisasi. Meskipun Lingkungan umum tidak mempengaruhi organisasi secara langsung, namun harus tetap diperhitungkan dalam pengambilan keputusan organisasi. Lingkungan umum terdiri dari dimensi ekonomi, teknologi, social budaya, politik-hukum, dan internasional.
Lingkungan tugas (task environment), disebut juga lingkungan yang berpengaruh langsung kepada organisasi (direct environment) yaitu unsur-unsur luar organiasi yang secara spesifik berpengaruh secara langsung kepada organisasi. Lingkungan ini terdiri dari dimensi : kompetitor, pelanggan, pemasok, regulator, dan partner strategis.
Lingkungan Umum
Dimensi Ekonomi. Dimensi ekonomi adalah kesehatan dan vitalitas keseluruhan dari sistem ekonomi di mana organisasi beroperasi. Apabila kondisi ekonomi mengalami guncangan, maka akan berpengaruh secara langsung kepada organisasi. Faktor-faktor ekonom yang terutama sangat penting bagi bisnis adalah pertumbuhan ekonomi secara umum, inflasi, tingkat bunga, dan tingkat penggangguran.
Dimensi Teknologi. Dimensi ini merefleksikan metode-metode yang tersedia untuk mengubah sumber daya menjadi produk atau jasa. Perubahan teknologi akan mempengaruhi cara organisasi mengubah sumber daya tersebut.
Sosial Budaya. Dimensi ini meliputi sikap, norma, adat, gaya hidup, nilai, kebiasaan, dan karakteristik demografi masyarakat di mana organisasi berada.
Politik-Hukum. Yaitu berupa peraturan pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dan pemerintah. Undang-undang dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah bisa memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi.
Internasional. Yaitu pengaruh bisnis, politik dan kebijakan negara lain khususnya untuk organisasi-oganisasi multinasional memberikan dampak yang sangat besar bagi organisasi tersebut.
Lingkungan Tugas
Kompetitor/ pesaing. Adanya pesaing yang memperebutkan sumber daya termasuk konsumen, atau yang menawarkan produk atau jasa tandingan. Organiasasi juga akan bersaing dengan organisasi lainnya dalam memperebutkan sumberdaya. Contoh: organisasi akan bersaing memperoleh dana dari lembaga keuangan dan memperoleh karyawan yang berkualitas dari universitas.
Pelanggan, yaitu individu atau organisasi yang membeli barang atau jasa suatu organisasi. Pelanggan mempengaruhi organisasi secara langsung karena mereka membeli dan memakai barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Perubahan pada perilaku konsumen, selera, dan sikap konsumen termasuk dalam komponen yang harus dipahami oleh manajer.
Pemasok, yaitu pihak-pihak yang memberikan input berupa sumber daya kepada organisasi, yang diperlukan untuk menjalankan usahanya. Input dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi, karyawan, modal keuangan, informasi, atau jasa yang diperlukan organisasi.
Regulator, biasanya adalah pemerintah yang mengatur dan mempengaruhi kebijakan dan praktek sebuah organisasi.
Partner Strategis, yaitu dua organisasi atau lebih yang bekerjasama dalam joint venture atau kemitraan lainnya.
LINGKUNGAN INTERNAL
Pemilik/ Pemegang Saham, adalah orang-orang yang memiliki hak milik hukum terhadap bisnis tersebut. Pemilik dapat berupa seseorang yang mendirikan dan menjalankan suatu bisnis kecil, partner yang secara bersama-sama memiliki bisnis, atau investor yang memiliki saham (pemegang saham).
Dewan Direksi, yaitu mereka yang dipilih oleh para pemegang saham dan bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen perusahaan secara umum, untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan dengan cara yang paling memuaskan kepentingan pemegang saham.
Karyawan/ Pekerja, yaitu individu-individu yang dipekerjakan oleh organisasi. Karyawan bisa membentuk serikat pekerja yang saat ini mempunyai bargaining power yang cukup besar sehingga dapat mempengaruhi organisasi. Oleh karena itu, manajer perlu membina hubungan yang baik dengan karyawan atau serikat pekerja.
Lingkungan Kerja Fisik, yaitu berupa fasilitas-fasilitas fisik yang disediakan organisasi untuk menunjang operasi organisasi tersebut.
faktor penentu perkembangan organisasi
FAKTOR PENENTU PERKEMBANGAN ORGANISASI:
Lingkungan organisasi
Sebagaimana telah ditulis pada bahasan sebelumnya, bahwa organisasi dipengaruhi oleh faktor internal yang disebut dengan budaya organisasi. Selain itu, terdapat pula faktor eksternal yang berdampak penting pada organisasi, yaitu lingkungan. Berdampak pada organisasi ini adalah dampak pada kemampuan manajer untuk mencapai hasil yang pasti sebagaimana yang direncanakan. Hasil tersebut itulah yang kemudian disebut dengan kinerja organisasi.
Terdapat banyak sekali contoh-contoh yang berkaitan dengan dampak lingkungan terhadap organisasi, misalnya krisis moneter pada tahun 1997 yang berdampak pada ekonomi Indonesia, dan kemudian terjadilah penarikan uang (rush) dalam jumlah besar di berbagai bank umum di Indonesia menyebabkan dunia perbankan terpukul telak, banyak bank tutup atau dimerger. Kondisi ini kemudian juga memukul jurusan-jurusan di perguruan tinggi yang berkaitan dengan profesi perbankan. Masih banyak contoh yang lain dalam berbagai jenis organisasi.
Lingkungan eksternal merujuk pada institusi diluar organisasi atau tekanan luar yang potensial berdampak pada kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari 2 komponen yaitu lingkungan khusus dan lingkungan umum. Kedua lingkungan tersebut dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut.
Gambar 1: Lingkungan eksternal organisasi
Lingkungan khusus organisasi terdiri dari; pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok masyarakat yang langsung berpengaruh terhadap organisasi. Pelanggan merupakan faktor penting pertama yang berkaitan dengan “pihak luar” yang berpengaruh terhadap organisasi. Organisasi akan eksis, jika organisasi mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan atau dalam nama lain untuk organisasi yang berbeda dapat berarti klien, nasabah, pasien, mahasiswa, jamaah, dan lain-lain adalah orang yang memanfaatkan produk/ layanan dari organisasi. Perbankan akan sangat terpukul jika produk-produk yang ditawarkannya tidak diminati oleh nasabah, Perguruan Tinggi, juga akan sulit berkembang dan bahkan bisa jadi akan tutup jika jurusan-jurusan yang ditawarkannya tidak diminati oleh calon mahasiswa. Pemerintah akan sering kali mendapat komlain atau pengaduan atau bahkan tidak akan dipilih lagi oleh rakyat, jika tidak mampu melakukan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Demikian pentingnya pelanggan sangat berdampak langsung pada hidup matinya organisasi.
Pelanggan juga merupakan faktor penting dalam kaitan dengan timbulnya ketidakpastian organisasi. Kebutuhan dan harapan pelanggan dapat berubah, yang pada sebelumnya kebutuhan dan harapannya dapat dipenuhi, dengan cepat dapat menjadi tidak terpenuhi oleh produk dan layanan yang sama oleh organisasi yang sama. Berbagai jenis organisasi berbeda dalam ketidak pastian ini. Organisasi-organisasi yang menghasilkan produk elektronik merupakan organisasi dengan ketidak pastian pelanggan yang paling tinggi, karena perubahan cita rasa pelanggan terhadap produk-produk elektronik yang sangat cepat. Dalam bidang pendidikan pergerakan kebutuhan dan harapan pelanggan tersebut juga seringkali berlangsung dalam waktu yang cepat. Ilmu pariwisata pernah mengalami masa kelesuhan yang sangat setelah terorisme melakukan berbagai aksi teror di berbagai tempat wisata dan hotel di Indonesia. Kondisi ini kemudian menyebabkan calon mahasiswa enggan memilih jurusan pariwisata. Kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru, merubah kebutuhan dan harapan calon mahasiswa untuk menjadi guru, sehingga jurusan-jurusan keguruan langsung kebanjiran calon mahasiswa.
Faktor khusus kedua adalah pemasok. Pemasok merupakan organisasi lain yang menyediakan berbagai peralatan dan bahan untuk organisasi kita. Dalam pendidikan pemasok lebih beragam lagi. Dapat berkaitan dengan pemasok calon mahasiswa, dosen, karyawan, dan juga keuangan. Mahasiswa dipasok oleh madrasah-madrasah Aliyah, sekolah-sekolah Menengah Atas, atau pondok-pondok pesantren. Untuk memastikan bahwa Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas dan Pondok Pesantren tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi akan melakukan tes ujian masuk, namun jika tidak diperlukan maka dapat tidak menggunakan tes ujian masuk. Dosen dipasok dari lulusan PT itu sendiri atau dari PT lain, untuk memenuhi kualifikasi dosen yang dipersyaratkan oleh PT maka diberikan persyaratan-persyaratan dan tes masuk. Demikian pula pemasok pada organisasi yang lain. Yang juga penting adalah, manajer harus mampu memastikan bahwa pasokan untuk proses yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut berjalan lancar, kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap efektifitas organisasi.
Faktor khusus ketiga adalah kompetitor. Semua organisasi, termasuk yang monopoli memiliki satu atau lebih kompetitor. Telkom yang merupakan perusahaan monopoli, saat ini mendapatkan pesaing dari Indosat, Pertamina mendapatkan pesaing dari Shell, Perbankan sangat banyak pesaingnya, Perguruan Tinggi, lebih banyak lagi pesaingnya. Manajer tidak boleh mengabaikan persaingan. Jika hal tersebut dilakukan maka akan sangat besar resikonya. Kantor Pos yang dulunya perusahaan monopoli, dengan berbagai produk layanan pengantaran surat dan telegraph, terpukul telak setelah munculnya dan berkembang biaknya Hand Phone dengan mode sms nya yang dapat menyapaikan pesan, dan munculnya email via internet yang dapat mengirimkan pesan dan surat bahkan dokumen lainnya dalam waktu yang sangat singkat dan biaya yang murah.
Contoh di atas mengindikasikan bahwa kompetitor, dalam kaitan dengan harga, layanan, pengembangan produk dan seterusnya merupakan contoh tentang bagaimana kompetitor memberikan dampak langsung terhadap organisasi. Disinilah pentingnya manajer harus selalu memonitor dan selalu harus memiliki kesiapan untuk memberikan respon dari berbagai kejadian pada lingkungan eksternal.
Faktor khusus keempat yang mempengaruhi organisasi adalah tekanan dari kelompok masyarakat tertentu. Pada organisasi-organisasi tertentu akan selalu dipengaruhi oleh kelompok masyarakat tertentu. Organisasi-organisasi yang membuka usaha dalam bidang pertambangan seringkali akan mendapatkan tekanan dari kelompok pecinta lingkungan hidup. Di negara kita sekarang ini berkembang berbagai lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk memberikan tekanan dan kontrol kepada organisasi-organisasi tertentu yang selama ini dianggap memiliki pengawasan yang tidak akuntabel. Indonesian Corruption Watch (ICW) merupakan kelompok masyarakat yang seringkali memberikan tekanan kepada organisasi-organisasi pemerintah dan swasta yang menggunakan/ melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dibiayaan oleh negara. Police Watch kelompok masyarakat yang seringkali memberikan tekanan kepada kepolisian. Lembaga Perlindungan Konsumen, kelompok masyarakat yang memberikan tekanan kepada para produsen terhadap mutu produknya. Dan masih banyak yang lainnya. Lembaga-lembaga tersebut dengan kemampuannya memeroleh data berusaha untuk memberikan pengawasan yang independen dan akuntabel terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Para manajer harus peduli terhadap tekanan dari kelompok-kelompok tersebut, karena tekanan-tekanan yang dilakukannya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Sedangkan Lingkungan umum organisasi meliputi kondisi ekonomi, politik/ perundangan, sosiokultural, demografi, teknologi, dan kondisi global. Kondisi ekonomi seringkali berkaitan dengan krisis ekonomi global, inflasi, fluktuasi pasar, dan berbagai faktor ekonomi global lainnya dapat berpengaruh terhadap organisasi. Krisis ekonomi pernah menghancurkan berbagai industri perbankan di Indonesia, namun disisi lain, krisis ekonomi juga akan meningkatkan pendapatan pada industri-industri berbasis ekspor. Fluktuasi pasar minyak dunia berpengaruh terhadap berbagai industri yang menggunakan minyak sebagai proses utamanya.
Pemerintah mempengaruhi organisasi terhadap aturan dan regulasi yang membatasi organisasi tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Aturan-aturan dan regulasi tersebut meliputi berbagai hal, misalnya regulasi tentang ketentuan upah minimum pada suatu daerah, perlindungan terhadap lingkungan hidup, hubungan burah dan majikan, dan berbagai regulasi lainnya.
Dalam kaitan dengan sosiokultural, organisasi harus menyesuaikan dan merubah praktek-praktek kerja pada organisasi mereka untuk menyesuaikan perubahan harapan yang ada di masyarakat tempat organisasi-organisasi tersebut beroperasi. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, selera masyarakat harus menjadi perhatian utama manajer dalam kaitan dengan proses yang akan dilakukannya di dalam organisasi. Perubahan-perubahan pada hal-hal tersebut, juga menjadi titik penting yang perlu diperhatikan oleh manajer dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manajer berkaitan dengan faktor sosiokultural ini dapat meliputi, perubahan dalam jam kerja, kebijakan organisasi dengan mengadakan family gathering, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan spiritual di organisasi, kegiatan-kegiatan olah raga bersama, dan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menyesuaikan diri antara organisasi dengan perubahan-perubahan nilai yang terjadi di masyarakat.
Dalam kaitan dengan kondisi demografi, organisasi harus memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan usia, tingkat pendidikan, jender, lokasi geografi, pendapatan masyarakat, komposisi keluarga, dan lain-lain. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap banyak hal. Populasi penduduk baru biasanya akan lebih terdidik, lebih banyak belajar, lebih terpengaruh berbagai hal dari luar melalui berbagai media. Kondisi ini akan mempengaruhi mereka dalam cara berfikir, belajar, belanja, dan berhubungan. Perubahan tersebut tentu akan memiliki dampak terhadap organisasi.
Perkembangan teknologi merupakan dampak yang paling dapat dirasakan dan berpengaruh terhadap organisasi pada akhir-akhir ini. Perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan eksternal pada akhir-akhir ini adalah sebagian besar dirasakan karena perubahan teknologi. Saat ini teknologi masih terus akan berkembang, sehingga berbagai dampak terhadap organisasi akan masih terus dirasakan dan organisasi juga harus terus mengalami proses perubahan. Contoh-contoh dampak perubahan teknologi tersebut dapat berupa; otomatisasi kantor, tele conference, pemanfaatan robot untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan organisasi, laser, pemindaian presensi, integrted circuits, microprocessor yang makin bertenaga, minyak sintetik, model-model baru dalam proses bisnis. Perkembangan teknologi yang seperti ini kemudian mendorong berbagai organisasi dalam dalam berbagai bidang untuk memanfaatkan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing dan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan ini dalam area yang luas juga berdampak pada perubahan struktur organisasi dan cara manajer melakukan pekerjaan manajemen.
Lingkungan organisasi
Sebagaimana telah ditulis pada bahasan sebelumnya, bahwa organisasi dipengaruhi oleh faktor internal yang disebut dengan budaya organisasi. Selain itu, terdapat pula faktor eksternal yang berdampak penting pada organisasi, yaitu lingkungan. Berdampak pada organisasi ini adalah dampak pada kemampuan manajer untuk mencapai hasil yang pasti sebagaimana yang direncanakan. Hasil tersebut itulah yang kemudian disebut dengan kinerja organisasi.
Terdapat banyak sekali contoh-contoh yang berkaitan dengan dampak lingkungan terhadap organisasi, misalnya krisis moneter pada tahun 1997 yang berdampak pada ekonomi Indonesia, dan kemudian terjadilah penarikan uang (rush) dalam jumlah besar di berbagai bank umum di Indonesia menyebabkan dunia perbankan terpukul telak, banyak bank tutup atau dimerger. Kondisi ini kemudian juga memukul jurusan-jurusan di perguruan tinggi yang berkaitan dengan profesi perbankan. Masih banyak contoh yang lain dalam berbagai jenis organisasi.
Lingkungan eksternal merujuk pada institusi diluar organisasi atau tekanan luar yang potensial berdampak pada kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari 2 komponen yaitu lingkungan khusus dan lingkungan umum. Kedua lingkungan tersebut dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut.
Gambar 1: Lingkungan eksternal organisasi
Lingkungan khusus organisasi terdiri dari; pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok masyarakat yang langsung berpengaruh terhadap organisasi. Pelanggan merupakan faktor penting pertama yang berkaitan dengan “pihak luar” yang berpengaruh terhadap organisasi. Organisasi akan eksis, jika organisasi mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan atau dalam nama lain untuk organisasi yang berbeda dapat berarti klien, nasabah, pasien, mahasiswa, jamaah, dan lain-lain adalah orang yang memanfaatkan produk/ layanan dari organisasi. Perbankan akan sangat terpukul jika produk-produk yang ditawarkannya tidak diminati oleh nasabah, Perguruan Tinggi, juga akan sulit berkembang dan bahkan bisa jadi akan tutup jika jurusan-jurusan yang ditawarkannya tidak diminati oleh calon mahasiswa. Pemerintah akan sering kali mendapat komlain atau pengaduan atau bahkan tidak akan dipilih lagi oleh rakyat, jika tidak mampu melakukan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Demikian pentingnya pelanggan sangat berdampak langsung pada hidup matinya organisasi.
Pelanggan juga merupakan faktor penting dalam kaitan dengan timbulnya ketidakpastian organisasi. Kebutuhan dan harapan pelanggan dapat berubah, yang pada sebelumnya kebutuhan dan harapannya dapat dipenuhi, dengan cepat dapat menjadi tidak terpenuhi oleh produk dan layanan yang sama oleh organisasi yang sama. Berbagai jenis organisasi berbeda dalam ketidak pastian ini. Organisasi-organisasi yang menghasilkan produk elektronik merupakan organisasi dengan ketidak pastian pelanggan yang paling tinggi, karena perubahan cita rasa pelanggan terhadap produk-produk elektronik yang sangat cepat. Dalam bidang pendidikan pergerakan kebutuhan dan harapan pelanggan tersebut juga seringkali berlangsung dalam waktu yang cepat. Ilmu pariwisata pernah mengalami masa kelesuhan yang sangat setelah terorisme melakukan berbagai aksi teror di berbagai tempat wisata dan hotel di Indonesia. Kondisi ini kemudian menyebabkan calon mahasiswa enggan memilih jurusan pariwisata. Kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru, merubah kebutuhan dan harapan calon mahasiswa untuk menjadi guru, sehingga jurusan-jurusan keguruan langsung kebanjiran calon mahasiswa.
Faktor khusus kedua adalah pemasok. Pemasok merupakan organisasi lain yang menyediakan berbagai peralatan dan bahan untuk organisasi kita. Dalam pendidikan pemasok lebih beragam lagi. Dapat berkaitan dengan pemasok calon mahasiswa, dosen, karyawan, dan juga keuangan. Mahasiswa dipasok oleh madrasah-madrasah Aliyah, sekolah-sekolah Menengah Atas, atau pondok-pondok pesantren. Untuk memastikan bahwa Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas dan Pondok Pesantren tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi akan melakukan tes ujian masuk, namun jika tidak diperlukan maka dapat tidak menggunakan tes ujian masuk. Dosen dipasok dari lulusan PT itu sendiri atau dari PT lain, untuk memenuhi kualifikasi dosen yang dipersyaratkan oleh PT maka diberikan persyaratan-persyaratan dan tes masuk. Demikian pula pemasok pada organisasi yang lain. Yang juga penting adalah, manajer harus mampu memastikan bahwa pasokan untuk proses yang akan dilakukan oleh organisasi tersebut berjalan lancar, kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap efektifitas organisasi.
Faktor khusus ketiga adalah kompetitor. Semua organisasi, termasuk yang monopoli memiliki satu atau lebih kompetitor. Telkom yang merupakan perusahaan monopoli, saat ini mendapatkan pesaing dari Indosat, Pertamina mendapatkan pesaing dari Shell, Perbankan sangat banyak pesaingnya, Perguruan Tinggi, lebih banyak lagi pesaingnya. Manajer tidak boleh mengabaikan persaingan. Jika hal tersebut dilakukan maka akan sangat besar resikonya. Kantor Pos yang dulunya perusahaan monopoli, dengan berbagai produk layanan pengantaran surat dan telegraph, terpukul telak setelah munculnya dan berkembang biaknya Hand Phone dengan mode sms nya yang dapat menyapaikan pesan, dan munculnya email via internet yang dapat mengirimkan pesan dan surat bahkan dokumen lainnya dalam waktu yang sangat singkat dan biaya yang murah.
Contoh di atas mengindikasikan bahwa kompetitor, dalam kaitan dengan harga, layanan, pengembangan produk dan seterusnya merupakan contoh tentang bagaimana kompetitor memberikan dampak langsung terhadap organisasi. Disinilah pentingnya manajer harus selalu memonitor dan selalu harus memiliki kesiapan untuk memberikan respon dari berbagai kejadian pada lingkungan eksternal.
Faktor khusus keempat yang mempengaruhi organisasi adalah tekanan dari kelompok masyarakat tertentu. Pada organisasi-organisasi tertentu akan selalu dipengaruhi oleh kelompok masyarakat tertentu. Organisasi-organisasi yang membuka usaha dalam bidang pertambangan seringkali akan mendapatkan tekanan dari kelompok pecinta lingkungan hidup. Di negara kita sekarang ini berkembang berbagai lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk memberikan tekanan dan kontrol kepada organisasi-organisasi tertentu yang selama ini dianggap memiliki pengawasan yang tidak akuntabel. Indonesian Corruption Watch (ICW) merupakan kelompok masyarakat yang seringkali memberikan tekanan kepada organisasi-organisasi pemerintah dan swasta yang menggunakan/ melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dibiayaan oleh negara. Police Watch kelompok masyarakat yang seringkali memberikan tekanan kepada kepolisian. Lembaga Perlindungan Konsumen, kelompok masyarakat yang memberikan tekanan kepada para produsen terhadap mutu produknya. Dan masih banyak yang lainnya. Lembaga-lembaga tersebut dengan kemampuannya memeroleh data berusaha untuk memberikan pengawasan yang independen dan akuntabel terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Para manajer harus peduli terhadap tekanan dari kelompok-kelompok tersebut, karena tekanan-tekanan yang dilakukannya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Sedangkan Lingkungan umum organisasi meliputi kondisi ekonomi, politik/ perundangan, sosiokultural, demografi, teknologi, dan kondisi global. Kondisi ekonomi seringkali berkaitan dengan krisis ekonomi global, inflasi, fluktuasi pasar, dan berbagai faktor ekonomi global lainnya dapat berpengaruh terhadap organisasi. Krisis ekonomi pernah menghancurkan berbagai industri perbankan di Indonesia, namun disisi lain, krisis ekonomi juga akan meningkatkan pendapatan pada industri-industri berbasis ekspor. Fluktuasi pasar minyak dunia berpengaruh terhadap berbagai industri yang menggunakan minyak sebagai proses utamanya.
Pemerintah mempengaruhi organisasi terhadap aturan dan regulasi yang membatasi organisasi tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Aturan-aturan dan regulasi tersebut meliputi berbagai hal, misalnya regulasi tentang ketentuan upah minimum pada suatu daerah, perlindungan terhadap lingkungan hidup, hubungan burah dan majikan, dan berbagai regulasi lainnya.
Dalam kaitan dengan sosiokultural, organisasi harus menyesuaikan dan merubah praktek-praktek kerja pada organisasi mereka untuk menyesuaikan perubahan harapan yang ada di masyarakat tempat organisasi-organisasi tersebut beroperasi. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, selera masyarakat harus menjadi perhatian utama manajer dalam kaitan dengan proses yang akan dilakukannya di dalam organisasi. Perubahan-perubahan pada hal-hal tersebut, juga menjadi titik penting yang perlu diperhatikan oleh manajer dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manajer berkaitan dengan faktor sosiokultural ini dapat meliputi, perubahan dalam jam kerja, kebijakan organisasi dengan mengadakan family gathering, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan spiritual di organisasi, kegiatan-kegiatan olah raga bersama, dan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menyesuaikan diri antara organisasi dengan perubahan-perubahan nilai yang terjadi di masyarakat.
Dalam kaitan dengan kondisi demografi, organisasi harus memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan usia, tingkat pendidikan, jender, lokasi geografi, pendapatan masyarakat, komposisi keluarga, dan lain-lain. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap banyak hal. Populasi penduduk baru biasanya akan lebih terdidik, lebih banyak belajar, lebih terpengaruh berbagai hal dari luar melalui berbagai media. Kondisi ini akan mempengaruhi mereka dalam cara berfikir, belajar, belanja, dan berhubungan. Perubahan tersebut tentu akan memiliki dampak terhadap organisasi.
Perkembangan teknologi merupakan dampak yang paling dapat dirasakan dan berpengaruh terhadap organisasi pada akhir-akhir ini. Perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan eksternal pada akhir-akhir ini adalah sebagian besar dirasakan karena perubahan teknologi. Saat ini teknologi masih terus akan berkembang, sehingga berbagai dampak terhadap organisasi akan masih terus dirasakan dan organisasi juga harus terus mengalami proses perubahan. Contoh-contoh dampak perubahan teknologi tersebut dapat berupa; otomatisasi kantor, tele conference, pemanfaatan robot untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan organisasi, laser, pemindaian presensi, integrted circuits, microprocessor yang makin bertenaga, minyak sintetik, model-model baru dalam proses bisnis. Perkembangan teknologi yang seperti ini kemudian mendorong berbagai organisasi dalam dalam berbagai bidang untuk memanfaatkan teknologi dalam upaya meningkatkan daya saing dan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan organisasinya. Perubahan ini dalam area yang luas juga berdampak pada perubahan struktur organisasi dan cara manajer melakukan pekerjaan manajemen.
perkembangan investasi di indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu teori ekonomi pembangunan yang sampai sekarang masih digunakan adalah teori Tabungan dan Investasi oleh Harrod-Domar. Dalam teori ini mencapai kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah maka pertumbuhan ekonomi suatu Negara juga akan rendah. Masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal, masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Kalau ada modal dan modal itu diinvestasikan hasilnya adalah pembangunan ekonomi.
Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang membutuhkan modal asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum.
Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing.
Dalam makalah ini saya akan menjelaskan tentang perkembangan penanaman modal asing atau investasi di Indonesia dan menjelaskan bagaimana dampak investai pada Negara Indonesia terutama pada pertumbuhan ekonomi.
Rumusan masalah
• Bagaimana analisa perkembangan investasi di Indonesia?
• Bagaimana dampak investasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Penanaman modal di Negara Indonesia sudah terjadi sejak lama . Wilayah Indonesia yang memiliki banyak sumber daya alam membuat para investor asing menanam modal di Negara ini. Factor lain yang menyebabkan Indonesia menjadi tempat penanaman modal adalah karena kurang majunya teknologi yang dimiliki Indonesia. Dengan alas an memiliki teknologi yang canggih, Negara asing bisa leluasa menanamkan modal di Indonesia. Sejalan dengan era globalisasi Indonesia harus membuka lebar-lebar perekonomiannya terhadap masuknya aneka komoditi dari Negara lain selaras dengan adanya perdagangan bebas. Hal ini menyebabkan suatu kenyataan bahwa perekonomian Indonesia semakin membutuhkan dana yang besar untuk penyediaan infrastruktur dan pemenuhan investasi yang semakin meningkat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dewasa ini , investasi merupakan topic yang hangat dibicarakan dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan Undang-undang Penanaman Modal Asing tahun 1967. Kebijakan ini menganggap investasi mempunyai peranan penting dalam pembangunan . PMA di Indonesia tidak dapat lagi dipisahkan dari tiga masalah pokok ekonomi,politik dan hokum. Guna membiayai pembangunan ekonomi Indonesia sebagai Negara berkembang pada awalnya menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi PMA agar investor tertarik untuk membangun industry disini. Kemudahan tersebut diberikan sebagai tahap awal pembangunan, selanjutnya kemudahan mulai dikurngi dan bakan diterapkan sebagai pembatasan. Tujuan kebijakan ini adalah untuk melindungi kepentingan nasional kita. Kebijakan ini berdampak pada berbagai kepentingan baik Negara penerima mauun investor. Ada konflik yang terjadi disini yaitu Negara penerima mengundang nodal asing masuk ke negaranya dan mempertimbangkan bahwa kehadiran modal dapat memacu pembangunan sedangkan di pihak investor menanamkan modalnya untuk memperoleh keuntungan dan memperkuat posisinya guna mendapatkan manfaat yang besar. Perlu adanya kebijakan yang menyangkut PMA yang mengacu pada perjanjian penanaman modal dengan mengutamakan kepentingan social. Regulasi 1994 tentang PMa mencerminkan sikap pemerintah yang lebih terbuka . aspek deregulasi yang menonjol adalah peserta asing dapat memiliki 100%. Regulasi ini telah mengubah UU PMA tahun 1967 dengan mengakui terus terang modal asing merupakan pelengkap dari modal dalam negeri. UU PM no. 25 tahun 2007 dapat dikatakan sudah menckup semua aspek penting (termasuk soal pelayanan,koordinasi,fasilitas,hak dan kewajiban investor ,ketenagakerjaan dan sector-sektor yang bias dimasukin oleh investor) yang terkait erat dengan upaya peningkatan investasi dari sisi pemerintah dan kepastian investasi dari sisi pengusaha atau investor. Dua diantara aspek tersebut yang selama ini merupakan dua masalah serius bagi penguasaha , oleh karena itu akan sangat berpengaruh positif bagi terhadap kegiatan penanaman modal di Indonesia jika dilaksanakan baik sesuai ketentuannya di UU PM tersebut. Pertama , Bab 1 pasal 1 No. 10 mengenai ketentuan umum : pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan perizinana yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinana yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonana sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan satu tempat. Sistem ini diharapkan dapat mengakomodasi keinginana investor untuk memperleh pelayanan yang lebih efisien. Bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menurus perizinan dan tidk dikenai biaya pajak maupun pungutan lainnya yang dapat membengkak akibat panjangnya jalur birokrasi yang di tempuh. Sebelumnya ini sudah di upayakan lewat Keppres no 29 tahun 2004 mengenai penyelenggaraan modal , baik asing maupun dalam negeri melalui sistem satu atap ( meliputi penanaman modal yang dilakukan baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kotamadya yang dilimpahkan oleh gubernur leh BKPM.
Dampak Negatif Investasi Asing
Dampak Negatif Investasi Asing Banyak permasalahan yang diakibatkan oleh penguasaan asing terhadap aset-aset publik antara lain:
1. Kontrol dari luar negeri. Kontrol dari luar negeri ini dapat berasal dari pemerintah investor luar negeri atau badan internasional, misalnya International Monetary Funds (IMF), World Bank (Bank Dunia), dan lain-lain. Kontrol ini sering sangat merugikan negara tempat investasi, baik dari segi ekonomi maupun politik.
2. Menghabiskan/menguras sumberdaya yang kita miliki utamanya sumber daya alam (natural resources). Biasanya mereka mengadakan kontrak sesuai dengan jumlah cadangan (deposit) di bawah tanah. Dengan demikian, setelah selesai kontrak sumberdaya alam sudah terkuras habis; yang tinggal adalah kerusakan lingkungan.
3. Investor asing banyak yang bergerak di sektor pertambangan (mining). Salah satu alasan Pemerintah mengundang investasi asing adalah untuk mengatasi pengangguran. Padahal investasi di bidang tambang tidak banyak menyerap tenaga kerja sehingga tidak akan mampu mengurangi pengangguran yang terjadi saat ini.
4. Adanya biaya yang harus ditanggung/dibayar setelah proyek beroperasi. Biaya tersebut antara lain recovery cost/sunk cost, yaitu biaya yang khusus dibelanjakan oleh pihak investor untuk eksplorasi. Sebagai contoh, Exxon Mobil mengeluarkan biaya tersebut sebesar 450 juta dolar AS (menurut versi Exxon Mobil). Akan tetapi, menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pengeluaran Exxon Mobil pada jenis biaya tersebut hanya 142 juta dolar AS. Kalau laporan Exxon menjadi acuan, tentu Indonesia sangat dirugikan karena jumlahnya cukup besar. Dengan demikian, walaupun Blok Cepu sudah beroperasi, pihak Indonesia belum dapat menikmati hasil selama biaya yang dikemukakan pihak Exxon belum terlunasi.
5. Data yang dikemukakan oleh pihak investor perlu dipertanyakan keakuratannya. Sebagai contoh, Exxon mobil menyatakan cadangan minyak di Blok Cepu sebesar 781 juta barel, kapasitas produksi menurut Exxon 165 ribu barel perhari. Dengan demikian, kalau dihitung secara sederhana, masa eksploitasi hanya berkisar 11 tahun atau 12 tahun. Timbul pertanyaan, kalau benar cadangan minyak hanya 781 juta barel, mengapa perusahaan ini memperpanjang kontrak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2030. Tentu cadangan minyak jauh lebih besar dari yang dikemukakan
Kesimpulan
Investasi memang sangat penting sebagai motor utama perkembangan dan pengeluaran pemerintah ekonomi jangka panjang. Walaupun pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah juga penting, tetapi tanpa investasi pertumbuhan ekonomi jangka panjang tidak dapat tercapai. Investasi dapat membawa teknologi baru dan pengetahuan lainnya yang berguna dalam pembangunan di dalam negeri . investasi memiliki jaringan yang kuat dengan lembaga- lembaga keuangan global , sehingga tidak tergantung pada dana dan perbankan di Indonesia. Bagi perusahaan asing di Indonesia yang berorientasi ekspor ,biasanya memiliki jaringan ekspor global yang kuat, sehingga tidak ada kesulitan dalam ekspor. Kebijakan mengenai penanaman modal di Indonesia semakin membaik , karena mudahnya mengurusi permohonan izin tanpa melewati jalur birokrasi yang panjang, bahkan tidak ada pungutan lainnya dalam mengurusi permohonan.
Daftar Pustaka
Undang-undang No . 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Penanaman Modal Asing
Keppres no 29 tahun 2004 mengenai penyelenggaraan modal
http://anas99.multiply.com/journal/item/5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu teori ekonomi pembangunan yang sampai sekarang masih digunakan adalah teori Tabungan dan Investasi oleh Harrod-Domar. Dalam teori ini mencapai kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah maka pertumbuhan ekonomi suatu Negara juga akan rendah. Masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal, masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Kalau ada modal dan modal itu diinvestasikan hasilnya adalah pembangunan ekonomi.
Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang membutuhkan modal asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum.
Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing.
Dalam makalah ini saya akan menjelaskan tentang perkembangan penanaman modal asing atau investasi di Indonesia dan menjelaskan bagaimana dampak investai pada Negara Indonesia terutama pada pertumbuhan ekonomi.
Rumusan masalah
• Bagaimana analisa perkembangan investasi di Indonesia?
• Bagaimana dampak investasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Penanaman modal di Negara Indonesia sudah terjadi sejak lama . Wilayah Indonesia yang memiliki banyak sumber daya alam membuat para investor asing menanam modal di Negara ini. Factor lain yang menyebabkan Indonesia menjadi tempat penanaman modal adalah karena kurang majunya teknologi yang dimiliki Indonesia. Dengan alas an memiliki teknologi yang canggih, Negara asing bisa leluasa menanamkan modal di Indonesia. Sejalan dengan era globalisasi Indonesia harus membuka lebar-lebar perekonomiannya terhadap masuknya aneka komoditi dari Negara lain selaras dengan adanya perdagangan bebas. Hal ini menyebabkan suatu kenyataan bahwa perekonomian Indonesia semakin membutuhkan dana yang besar untuk penyediaan infrastruktur dan pemenuhan investasi yang semakin meningkat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dewasa ini , investasi merupakan topic yang hangat dibicarakan dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan Undang-undang Penanaman Modal Asing tahun 1967. Kebijakan ini menganggap investasi mempunyai peranan penting dalam pembangunan . PMA di Indonesia tidak dapat lagi dipisahkan dari tiga masalah pokok ekonomi,politik dan hokum. Guna membiayai pembangunan ekonomi Indonesia sebagai Negara berkembang pada awalnya menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi PMA agar investor tertarik untuk membangun industry disini. Kemudahan tersebut diberikan sebagai tahap awal pembangunan, selanjutnya kemudahan mulai dikurngi dan bakan diterapkan sebagai pembatasan. Tujuan kebijakan ini adalah untuk melindungi kepentingan nasional kita. Kebijakan ini berdampak pada berbagai kepentingan baik Negara penerima mauun investor. Ada konflik yang terjadi disini yaitu Negara penerima mengundang nodal asing masuk ke negaranya dan mempertimbangkan bahwa kehadiran modal dapat memacu pembangunan sedangkan di pihak investor menanamkan modalnya untuk memperoleh keuntungan dan memperkuat posisinya guna mendapatkan manfaat yang besar. Perlu adanya kebijakan yang menyangkut PMA yang mengacu pada perjanjian penanaman modal dengan mengutamakan kepentingan social. Regulasi 1994 tentang PMa mencerminkan sikap pemerintah yang lebih terbuka . aspek deregulasi yang menonjol adalah peserta asing dapat memiliki 100%. Regulasi ini telah mengubah UU PMA tahun 1967 dengan mengakui terus terang modal asing merupakan pelengkap dari modal dalam negeri. UU PM no. 25 tahun 2007 dapat dikatakan sudah menckup semua aspek penting (termasuk soal pelayanan,koordinasi,fasilitas,hak dan kewajiban investor ,ketenagakerjaan dan sector-sektor yang bias dimasukin oleh investor) yang terkait erat dengan upaya peningkatan investasi dari sisi pemerintah dan kepastian investasi dari sisi pengusaha atau investor. Dua diantara aspek tersebut yang selama ini merupakan dua masalah serius bagi penguasaha , oleh karena itu akan sangat berpengaruh positif bagi terhadap kegiatan penanaman modal di Indonesia jika dilaksanakan baik sesuai ketentuannya di UU PM tersebut. Pertama , Bab 1 pasal 1 No. 10 mengenai ketentuan umum : pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan perizinana yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinana yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonana sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan satu tempat. Sistem ini diharapkan dapat mengakomodasi keinginana investor untuk memperleh pelayanan yang lebih efisien. Bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menurus perizinan dan tidk dikenai biaya pajak maupun pungutan lainnya yang dapat membengkak akibat panjangnya jalur birokrasi yang di tempuh. Sebelumnya ini sudah di upayakan lewat Keppres no 29 tahun 2004 mengenai penyelenggaraan modal , baik asing maupun dalam negeri melalui sistem satu atap ( meliputi penanaman modal yang dilakukan baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kotamadya yang dilimpahkan oleh gubernur leh BKPM.
Dampak Negatif Investasi Asing
Dampak Negatif Investasi Asing Banyak permasalahan yang diakibatkan oleh penguasaan asing terhadap aset-aset publik antara lain:
1. Kontrol dari luar negeri. Kontrol dari luar negeri ini dapat berasal dari pemerintah investor luar negeri atau badan internasional, misalnya International Monetary Funds (IMF), World Bank (Bank Dunia), dan lain-lain. Kontrol ini sering sangat merugikan negara tempat investasi, baik dari segi ekonomi maupun politik.
2. Menghabiskan/menguras sumberdaya yang kita miliki utamanya sumber daya alam (natural resources). Biasanya mereka mengadakan kontrak sesuai dengan jumlah cadangan (deposit) di bawah tanah. Dengan demikian, setelah selesai kontrak sumberdaya alam sudah terkuras habis; yang tinggal adalah kerusakan lingkungan.
3. Investor asing banyak yang bergerak di sektor pertambangan (mining). Salah satu alasan Pemerintah mengundang investasi asing adalah untuk mengatasi pengangguran. Padahal investasi di bidang tambang tidak banyak menyerap tenaga kerja sehingga tidak akan mampu mengurangi pengangguran yang terjadi saat ini.
4. Adanya biaya yang harus ditanggung/dibayar setelah proyek beroperasi. Biaya tersebut antara lain recovery cost/sunk cost, yaitu biaya yang khusus dibelanjakan oleh pihak investor untuk eksplorasi. Sebagai contoh, Exxon Mobil mengeluarkan biaya tersebut sebesar 450 juta dolar AS (menurut versi Exxon Mobil). Akan tetapi, menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pengeluaran Exxon Mobil pada jenis biaya tersebut hanya 142 juta dolar AS. Kalau laporan Exxon menjadi acuan, tentu Indonesia sangat dirugikan karena jumlahnya cukup besar. Dengan demikian, walaupun Blok Cepu sudah beroperasi, pihak Indonesia belum dapat menikmati hasil selama biaya yang dikemukakan pihak Exxon belum terlunasi.
5. Data yang dikemukakan oleh pihak investor perlu dipertanyakan keakuratannya. Sebagai contoh, Exxon mobil menyatakan cadangan minyak di Blok Cepu sebesar 781 juta barel, kapasitas produksi menurut Exxon 165 ribu barel perhari. Dengan demikian, kalau dihitung secara sederhana, masa eksploitasi hanya berkisar 11 tahun atau 12 tahun. Timbul pertanyaan, kalau benar cadangan minyak hanya 781 juta barel, mengapa perusahaan ini memperpanjang kontrak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2030. Tentu cadangan minyak jauh lebih besar dari yang dikemukakan
Kesimpulan
Investasi memang sangat penting sebagai motor utama perkembangan dan pengeluaran pemerintah ekonomi jangka panjang. Walaupun pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah juga penting, tetapi tanpa investasi pertumbuhan ekonomi jangka panjang tidak dapat tercapai. Investasi dapat membawa teknologi baru dan pengetahuan lainnya yang berguna dalam pembangunan di dalam negeri . investasi memiliki jaringan yang kuat dengan lembaga- lembaga keuangan global , sehingga tidak tergantung pada dana dan perbankan di Indonesia. Bagi perusahaan asing di Indonesia yang berorientasi ekspor ,biasanya memiliki jaringan ekspor global yang kuat, sehingga tidak ada kesulitan dalam ekspor. Kebijakan mengenai penanaman modal di Indonesia semakin membaik , karena mudahnya mengurusi permohonan izin tanpa melewati jalur birokrasi yang panjang, bahkan tidak ada pungutan lainnya dalam mengurusi permohonan.
Daftar Pustaka
Undang-undang No . 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Penanaman Modal Asing
Keppres no 29 tahun 2004 mengenai penyelenggaraan modal
http://anas99.multiply.com/journal/item/5
Analisis menurut pandangan Stoker dan Rhodes Indonesia adalah Negara Penghutang
1. Analisis menurut pandangan Stoker dan Rhodes dari kata Indonesia adalah Negara Penghutang !
Jawab :
G. Stoker : pada proposisinya itu pemerintahan mengakui kaburnya batas-batas dan tanggung jawab untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi serta dalam menyelesaikan suatu masalah tidak bersandar pada kekuasaan pemerintah dalam kewenangannya, jadi Indonesia dikatakan sebagai Negara Penghutang karena pemerintahannya sendiri saja kurang respon terhadap masalah sosial dan ekonomi terutama pada kemiskinan, ini semua akibat dari sifat pemerintahannya itu sendiri yang lebih bergantung pada kekuasaan atau jabatannya untuk kerjasama dalam hal yang kurang dipahami oleh pemerintahan itu sendiri tanpa melihat kaum bawah. Dan disini juga terjadi suatu jaringan dari pelaku pemeritahan tersebut sehingga negara banyak pengeluaran anggaran namun hasil dalam jaringan tersebut kurang berdampak positif bagi negara Indonesia dan akhirnya terjadi hutang. Semua ini karena terjadi kesalahan dalam prosesnya yang kurang baik dalam pengambilan keputusan untuk menentukan suatu kebijakan dalam negara Indonesia. Karena suatu tindakan itu dilihat dari prosesnya daripada outputnya. Oleh karena itu harus dipantau dengan benar dalam proses suatu pembangunan agar outputnya juga sesuai dengan apa yang diinginkan bersama dan tidak terjadi kerugian dan hutang yang tinggi terhadap negara asing.
RAW Rhodes : lebih condong pada jaringan, maksutnya dalam suatu pemerintahan itu harus ada jaringan atau komunikasi agar dalam prosesnya tidak terjadi miss communication dan mendapatkan hasil seperti yang diinginkan bersama. Namun disini jaringan tersebut disalah gunakan dengan berbohong atau menipu suatu kompleksitas dalam pemerintahan sehingga apa yang seharusnya dicapai berdampak positif diselewengkan sehingga masih ada sisi positifnya namun tidak semua positif karena adanya penyelewengan isu dari suatu jaringan tersebut. Oleh karena itu harus dijaga dengan sungguh-sungguh suatu jaringan dalam pemerintahan agar tidak merugikan rakyatnya dan juga dapat memperoleh manfaat untuk kepentingan bersama tanpa terjadi persaingan dan Indonesia tidak mengalami kerugian atau hutang terhadap negara asing, namun malah meninggikan derajat negara Indonesia dan mengurangi angka kemiskinan bila perlu memberantas dengan suatu perubahan dimulai dari tata kelola perusahaan yang ada, NPM menjadi good governance, lalu berujung ke sistem yang lebih sosial sibernetik yang melebihi dari sistem-sistem sebelumnya.
Jawab :
G. Stoker : pada proposisinya itu pemerintahan mengakui kaburnya batas-batas dan tanggung jawab untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi serta dalam menyelesaikan suatu masalah tidak bersandar pada kekuasaan pemerintah dalam kewenangannya, jadi Indonesia dikatakan sebagai Negara Penghutang karena pemerintahannya sendiri saja kurang respon terhadap masalah sosial dan ekonomi terutama pada kemiskinan, ini semua akibat dari sifat pemerintahannya itu sendiri yang lebih bergantung pada kekuasaan atau jabatannya untuk kerjasama dalam hal yang kurang dipahami oleh pemerintahan itu sendiri tanpa melihat kaum bawah. Dan disini juga terjadi suatu jaringan dari pelaku pemeritahan tersebut sehingga negara banyak pengeluaran anggaran namun hasil dalam jaringan tersebut kurang berdampak positif bagi negara Indonesia dan akhirnya terjadi hutang. Semua ini karena terjadi kesalahan dalam prosesnya yang kurang baik dalam pengambilan keputusan untuk menentukan suatu kebijakan dalam negara Indonesia. Karena suatu tindakan itu dilihat dari prosesnya daripada outputnya. Oleh karena itu harus dipantau dengan benar dalam proses suatu pembangunan agar outputnya juga sesuai dengan apa yang diinginkan bersama dan tidak terjadi kerugian dan hutang yang tinggi terhadap negara asing.
RAW Rhodes : lebih condong pada jaringan, maksutnya dalam suatu pemerintahan itu harus ada jaringan atau komunikasi agar dalam prosesnya tidak terjadi miss communication dan mendapatkan hasil seperti yang diinginkan bersama. Namun disini jaringan tersebut disalah gunakan dengan berbohong atau menipu suatu kompleksitas dalam pemerintahan sehingga apa yang seharusnya dicapai berdampak positif diselewengkan sehingga masih ada sisi positifnya namun tidak semua positif karena adanya penyelewengan isu dari suatu jaringan tersebut. Oleh karena itu harus dijaga dengan sungguh-sungguh suatu jaringan dalam pemerintahan agar tidak merugikan rakyatnya dan juga dapat memperoleh manfaat untuk kepentingan bersama tanpa terjadi persaingan dan Indonesia tidak mengalami kerugian atau hutang terhadap negara asing, namun malah meninggikan derajat negara Indonesia dan mengurangi angka kemiskinan bila perlu memberantas dengan suatu perubahan dimulai dari tata kelola perusahaan yang ada, NPM menjadi good governance, lalu berujung ke sistem yang lebih sosial sibernetik yang melebihi dari sistem-sistem sebelumnya.
Jumat, 13 Januari 2012
MENUJU PARADIGMA SOSIOLOGI YANG TERPADU
MENUJU PARADIGMA SOSIOLOGI YANG TERPADU
Menuju paradigm sosiologi yang terpadu
Pemikiran awal tentang status paradigm sosiologi
Menurut Kuhn,periode normal science adalah suatu periode pengumpulan ilmu pengetahuan ,dimanapara ilmuwan terus menyelidiki. Pengertian kunci dan aplikasi soiologis karya Kuhn ini adalah konsep Paradigma . menurut Ritzer,sosiologi didominasi oleh tiga paradigm yaitu Paradigma fakta social,definisi social dan perilaku social. Perspektif strukturalisme juga berpotensi untuk tampil sebagai paradigm sosiologi yang baru.
Karena pendekatan sosiologi bersifat sepihak maka pertumbuhan minat dan kesadaran akan pentingnya suatu pendekatan terpadu sudah selayaknya dikembangkan.. masalah bagi teori umum tentang keteraturan social adalah menetapkan hubungan antar aktivitas structural dengan fakta structural. Penganut paradigm fakta social terlihat menekankan struktur makro sedangkan paradigm definisi social berpendirian bahwa individulah yang menentukan struktur social.
Menuju integrasi paradigma
exemplar untuk paradigam terpadu
Untuk mengatasi masalah di tingkat paradigm,Ritzer mencoba “menciptakan” suatu exemplar paradigm yang terpadu. Ide kuncinya adalah tingkatan realitas social ,realitas social paling tepat dipandang sebagai kesatuan social yang berskala luas yang mengalami perubahan terus menerus.
Paradigma Sosiologi terpadu harus bias menjelaskan :
1.kesatuan makro-obyektif seperti birokrasi
2.struktur makro-obyektif seperti kultur
3.fenomena mikro-obyektif sepert pola-pola interkasi social
4. fakta-fakta mikro subyektif seperti proses pembentukan realitas.
pendekatan terpadu terhadap realitas sosial
Ada 4 teoritis yang dibicarakan : Durkheim,Marx,Weber dan Parsons. Mereka memusatkan perhatian kepada fenomena social pada tingkat makro-obyektif dan makro subyektif. Mereka mengajukan konsep yang berguna untuk membicarakan secara terpadu kesemua tingkatan utama relitas social.
Hal yang harus diperhatikan :
1.Paradigm terpadu bukan pengganti paradigm yang ada.
2.inti dari paradigam terpadu terletak antara hubungan makro dan mikro objektif,makro dan mikro subyektif
3.menekankan perhatian kepada sosiologi modern.
4.paradigma terpadu harus diperbandingkan dengan perjalanan waktu atau antara masyarakat.
pendekatan terpadu terhadap realitas sosial
Sosiologi adalah ilmu yang berparadigma banyak,sasaran utama adalah menciptakan paradigm lebih terpadu.paradigma ini banyak mengambil dari manfaat logika dialektis yang membiasakan kita kepada berjenis hubungan antar berbagai tingkat realitas social. Satu hal yang menyebabkan paradigm menjadi menarik adalah kenyataan bahwa paradigm itu tidak mampu menjawab persoalan .
Menuju paradigm sosiologi yang terpadu
Pemikiran awal tentang status paradigm sosiologi
Menurut Kuhn,periode normal science adalah suatu periode pengumpulan ilmu pengetahuan ,dimanapara ilmuwan terus menyelidiki. Pengertian kunci dan aplikasi soiologis karya Kuhn ini adalah konsep Paradigma . menurut Ritzer,sosiologi didominasi oleh tiga paradigm yaitu Paradigma fakta social,definisi social dan perilaku social. Perspektif strukturalisme juga berpotensi untuk tampil sebagai paradigm sosiologi yang baru.
Karena pendekatan sosiologi bersifat sepihak maka pertumbuhan minat dan kesadaran akan pentingnya suatu pendekatan terpadu sudah selayaknya dikembangkan.. masalah bagi teori umum tentang keteraturan social adalah menetapkan hubungan antar aktivitas structural dengan fakta structural. Penganut paradigm fakta social terlihat menekankan struktur makro sedangkan paradigm definisi social berpendirian bahwa individulah yang menentukan struktur social.
Menuju integrasi paradigma
exemplar untuk paradigam terpadu
Untuk mengatasi masalah di tingkat paradigm,Ritzer mencoba “menciptakan” suatu exemplar paradigm yang terpadu. Ide kuncinya adalah tingkatan realitas social ,realitas social paling tepat dipandang sebagai kesatuan social yang berskala luas yang mengalami perubahan terus menerus.
Paradigma Sosiologi terpadu harus bias menjelaskan :
1.kesatuan makro-obyektif seperti birokrasi
2.struktur makro-obyektif seperti kultur
3.fenomena mikro-obyektif sepert pola-pola interkasi social
4. fakta-fakta mikro subyektif seperti proses pembentukan realitas.
pendekatan terpadu terhadap realitas sosial
Ada 4 teoritis yang dibicarakan : Durkheim,Marx,Weber dan Parsons. Mereka memusatkan perhatian kepada fenomena social pada tingkat makro-obyektif dan makro subyektif. Mereka mengajukan konsep yang berguna untuk membicarakan secara terpadu kesemua tingkatan utama relitas social.
Hal yang harus diperhatikan :
1.Paradigm terpadu bukan pengganti paradigm yang ada.
2.inti dari paradigam terpadu terletak antara hubungan makro dan mikro objektif,makro dan mikro subyektif
3.menekankan perhatian kepada sosiologi modern.
4.paradigma terpadu harus diperbandingkan dengan perjalanan waktu atau antara masyarakat.
pendekatan terpadu terhadap realitas sosial
Sosiologi adalah ilmu yang berparadigma banyak,sasaran utama adalah menciptakan paradigm lebih terpadu.paradigma ini banyak mengambil dari manfaat logika dialektis yang membiasakan kita kepada berjenis hubungan antar berbagai tingkat realitas social. Satu hal yang menyebabkan paradigm menjadi menarik adalah kenyataan bahwa paradigm itu tidak mampu menjawab persoalan .
aspek psikologis dari perubahan sosial
PENDAHULUAN
Tidak ada masayarakat yang tidak berubah ,Setiap masyarakat termasuk kita semua pasti akan mengalami perubahan. Namun terkadang kita tidak pernah benar-benar berusaha untuk merasakannya . contoh nyata adalah perubahan sikap seseorang , orang yang masih kanak-kanak akan bersifat manja tetapi ketika mereka sudah dewasa maka perubahan sikap itu terjadi secara alami dan terkadang tidak dirasakan oleh orang tersebut . Ada juga perubahan yang terjadi karena suatu keinginan atau dikehendaki oleh seorang individu misalnya perubahan gaya rambut seseorang yang meniru idolanya atau gaya berpakaian seorag yang sedang meniru selebriti , secara sadar mereka memang menginginkan perubahan tersebut. Perubahan tidak hanya terjadi dalam bidang social saja tetapi juga mecakup bidang-bidang lain seperti bidang politik, bidang budaya ,bahkan bidang ekonomi. Artinya, perubahan itu tidak terikat pada suatu pola saja ,tetapi segala aspek kehidupan di dunia ini dapat mengalami perubahan . Perubahan sosial pada dasarnya terjadi karena sifat dasar manusia yang selalu ingin berubah.manusia cenderung tidak berpuas diri dengan apa yang sudah dan telah dimilikinya sehingga manusia cenderung akan terus melakukan perubahan tentunya perubahan yang positif terhadap kehidupan manusia itu sendiri. Perubahan itu terjadi misalnya ketika manusia ingin merubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya atau misalnya ketika manusia menghadapi masalah yang mengharuskannya untuk menemukan pemikiran usaha dan peralatan baru untuk memecahkannya.
Aspek psikologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses perubahan sosial, baik yang menyangkut individu, kelompok, organisasi maupun masyarakat. Aspek psikologi yang dipaparkan oleh Leonard W. Doob merupakan sebagian kecil yang dapat dikemukakan dalam pengembangan perubahan yang direncanakan. Pada perubahan yang tidak direncanakan aspek psikologi tentu saja dapat muncul dan biasanya tidak terduga. Demikianlah yang proses-proses terjadinya perubahan social, dan disini akan banyak disimpulkan tentang bagaimanakah aspek psikologis dari perubahan social tersebut? .jika berbica tentang aspek psikologis perubahan kita tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan berubahan social yang dimana sumber-sumber pembahasannya lebih ditekankan terhadap pemikiran-pemikiran dari ilmuan, yang banyak mempelajari serta melakukan penelitian tantang perubahan social. Disebutkan bahwa Perubahan sosial ini bisa terjadi, karna dengan adanya seorang mengubah tata cara, atau bisa disebut mengubah kebiasaan masyarakat sekitarnya yang bersikap tradisional menjadi masyarakat yang lebih modern , dengan melaukan suatu alternative lain yang disebut dengan perubahan agar masyarakat yang dulunya masih kurang mendapat pemahaman tentang perlunya perubahan agar dapat meningkatkan taraf hidup suatu masyarakat tersebut , yang dimana sebuah perubahan itu disebut dengan Inovasi. Inovasi ini sendiri mempunyai makna sebagai gagasan yang dianggap baru oleh individu. Gagasan yang benar-benar baru yang belum pernah ditemukan oleh orang lain sebelumnya.
Dari kesimpulan inovasi diatas, munculnya seorang inovator, yang dimana Mereka cenderung melakukan hal-hal baru untuk mencari gagasan baru, yang mempunyai suatu tujuan untuk kemudian dijadiakn adopsi untuk kelangsungan kehidupan yang kiranya lebih baik. Munculah sebuah Motivasi keberhasilan yang dimana menggunakan dua gagasan untuk kehidupan lebih baik, yang ditanamkan dengan rasa menjunjung tinggi drajat dan keberhasilan atau prestasi seseorang yang telah ditanamkan sejak dini.
Lalu dalam tahapan aspek perubahan social ini, muncul sebuah wacana yaitu, Moderenisasi individual yang dimana terdapatnya kategori, bahwa sebagai orang modern adalah warga Negara yang berpartisipasi dan mengerti, serta sangat yakin dengan kemempuan pribadi, dan juga siap untuk pengalaman dan berbagai gagasan baru .modernisasi jelas memberikan dampak yang baik bagi masyarakat itu sendiri karena semakin modern suatu masyarakat akan semakin tinggi tingkat pengetahuannya , namun jangan salah bahwa modernisasi juga memiliki dampak negative terhadap masyarakat itu sendiri misalnya hilangnya jati diri suatu masyarakat atau budaya-budaya suatu masyarakat yang diakibatkan masuknya budaya-budaya asing yang disebabkan oleh proses moderniasasi.
PERMASALAHAN
Dalam sosiologi tidak semudah mengatakan bahwa orang yang berganti gaya pakaian ataupun gaya rambut itu dikatan mudah dilakukan, dalam perubahan ada proses-proses yang dapat menjadikan seseoang dapat berubah Memulai ataupun berusaha untuk melakukan sebuah perubahan social didalam kehidupan bermasyarakat, tentunya tidaklah mudah, dan pastinya akan mendapat masalah-masalah. Serta akan memunculkan penyelesaian solusi terhadap perubahan social yang akan terjadi, Kemudian yang akan memunculkan sebuah konflik, dari sebagian masyarakat yang setuju dengan perubahan, terhadap masyarakat yang tidak setuju terhadap perubahan-perubahan tersebut. Untuk itu perlu perlu adanya upaya-upaya dari pihak pemerintah untuk melakukan filterisasi atau penyaringan terhadap budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia agar dapat meminimalisir terjadinya konflik yang dapat membuat perubahan t=yang negative pada suatu masyarakat .
Perubahan sosial didalam kehidupan masyarakat modern sangatlah penting, serta menurut penelitian seorang ahli Leonard W. Doob yang dia menyatakan bahwa ”Orang yang cara hidupnya berubah dari lama kebaru” pasti cakrawalanya lebih luas. Demikian juga untuk kelangsungan kehidupan yang lebih baik.Dengan demikian orang-orang yang berubah dalam hal lain tetap terhadap sikap tradisionalnya terhadap bentuk-bentuk dan praktek kekeeluargaanya yang sangat erat meski tidak mutlak benar tetapi Doob meyakini bahwa orang yang mengalami perubahan maka akan mudah memahami orang-orang yang memang menginginkan perubahan yang baru dan lebih menghargai sikap modern dibandingkan dengan sikap tradisionalnya Dan juga untuk mengimbangi kemajuan-kemajuan dan persaingan global, dari berbagai bidang di masa moderenisasi ini, namun sangat perlu dan pentingnya ditanamkan motifasi-motifasi yang positif dari masing-masing individu. Agar tidak terjadi perubahan yang menjurus kea rah yang negative yang akan merugikan bagi masyarakat itu sendiri karena dengan adanya modernisasi tersebut akan mengakibatkan bergesernya sikap seseorang yang mulanya tradisional menjadi modern , dengan adanya perubahan tersebut jika seseorang tidak memiliki motifasi diri untuk menjaga kebudayaanya sendiri dikhawatirkan akan mengakibatkan hilangnya jati diri dan juga kebudayaan masyarakat yang sudah sejak zaman dahulu .
Diluar dari masalah itu terdapat pula masalah baru terhadap kelangsungan moderenisasi didalam lingkungan sekitar. Jelas modernisasi memilik dampak negative terhadap masyarakat terutama bagi masyarakat yang tidak memilih terlebih dulu mana kebudayaan yang baik untuk diadobsi , Yang dimana jika masalah perubahan dalam sistim kemasyarakatan terus menglami peningkatan, maka akan berdampak pada gaya hidup yang modern serta berdampak pula terhadap gaya tradisionalisme yang semakin memudar, padahal sebuah gaya tradisional itu yang mencirikan sebuah daerah karna norma-normanya yang berlaku untuk menjunjung tinggi kebudayaan-kebudayaanya hasnya. Serta menunjukkan jati diri suatu masyarakat yang memiliki nilai tradisional tersebut . Serta semakin zaman berubah menuju zaman yang lebih modern. Sebuah gagasan yang pernah dituliskan oleh Leonard W. Doob tentang menjadi lebih beradap. Disini dituliskan bahwa, Orang-orang yang dihadapkan pada berbagai alternative kepercayaan dan nilai-nlilai akan cenderung bertahan pada nilai-nilai yang tradisional serta nilai tradisional lebih cenderung pada kehidupan orang berpendidikan rendah . sehingga perlu adanya modernisasi agar tercipta masyarakat yang memili tingkat pengetahuan yang tinggi dan tentunya dibarengi dengan adanya filterisasi dari tiap individu-individu masing-masing.
Disamping modernisasi yang akan berdampak buruk pada masyarakat jika tidak dipilih-pilih secara benar mana perubahan yang berdampak positif dan mana perubahan social yang berdampak negative , ada permasalahan dalam perubahan social lain yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers yaitu tentang difusi inovasi ,inovasi menurutnya merupakan sebuah gagasan yang danggap baru oleh individu yang bersangkutan , sedangkan difusi merupakan proses yang menyebabkan gagasan baru itu menyebar dari sebuah sumber ke pemakai gagasan tersebut. Dari penelitian Rogers terdapat kesimpulan bahwa ada kebudayaan tertentu yang lebih terbuka untuk menerima inovasi dari kebudayaan lainnya . Banyak masyarakat yang tidak mengetaui tentang difusi inovasi ini sehingga mereka cenderung sulit untuk berkembang menjadi masyarakat yang lebih modern , hal ini dikarenakan masih rendahnya SDM manusia tentang ilmu pengetahuan dan tekhnologi . keterbukaan terhadap tekhnologi masyarakat tradisional masih sangat minim sehingga penyebaran perubahan yang bersifat ke arah positif itu sangat kecil .
PEMBAHASAN
Dari permasalahan mengenai perubahan social yang begitu komplek maka akan disimpulkan beberapa aspek-aspek psikologis mengenai perubahan social itu sendiri, yang akan dibahas dalam makalah ini berupa pertimbanga-pertimbangan mengenai aspek;aspek psikologis mengenai perubahan yang tejadi pada masyarakat . Serta pokok pembahasanya akan diambil dari beberapa jurnal dari para ahli-ahli yang telah mempelajari serta melakukan penelitian terhadap perubahan social.
Pada beberapa peryataan yang dikemukaan oleh peneliti-peneliti yang meneliti mengenai perubahan social terhadap masyarakat tradisional ke masyarakat modern , menyatakan Orang-orang yang dihadapkan pada berbagai alternative kepercayaan dan nilai-nlilai akan mencari jalan lain untuk mencapai masyarakat yang diinginkannya. Hal ini juga Dibuktikan menurut penelitian dari Leonard W. Doob, bahwa “orang yang teah mengalami perubahan sentral dari cara hidup lama ke cara hidup yang baru(masyarakat tradisional ke masyrakat modern) yang kemudian mereka dihalang-halangi untuk mencapai sbuah tujuan sentral maka mereka dapat mencari tujuan sentral yang lain secara agresif”. Menurut Dood masyarakat tdak hanya akan memiliki satu saja tujuan sentral untuk dicapai melalui perubahan , maka ketika satu tujuan itu mengalami halangan yang besar maka dapat melakukan alternative lain .
Leonard W. Doob mengemukakan bahwa perubahan itu berhubungan dengan gejala sinkretisme yang terkenal dibidang agama dan kepercayaan serta praktek magi-tendensi dan magi tradisional untuk bertahan berdampingan . dikenal juga dengan dengan “orang yang pada intinya berubah ,kemungkinan besar akan tetap mengalami konflik batiniah sehubungan dengan baik-buruknya nilai-nilai dan kepercayaan baik kebiasaan yang lama maupun kebiasaan yang baru “. Disamping itu akan muncul adanya pertentangan antara kelompok yang tidak berubah , kelompok yang sedang berubah dan kelompok yang telah berubah cara hidupnya ke masyarakat yang lebih modern. Akan tetapi gejala-gejala tersebut menurut Doob perubahan itu dapat dipengarui oleh kebiasaan masyarakat itu sendiri .
Dijabarkan pula oleh Leonard W. Doob, bahwa Perubahan social bisa terjadi apabila orang mengubah tata caranya misalnya mengubah cara berperilakunya ataupun orang yang mengubah cara ia dalam berpakaian maka bisa dikatakan perubahan social . Ada yang memulainya dengan perubahan, ada pula yang menyesuaikan dari terhadap perubahan tersebut, namun ada juga yang menentangnya (orang-orang yang tetap berpatokan hidup terhadap sisitim tradisionalisme murni), sehingga mereka cenderung tidak menerima perubahan tersebut maka akan dapat memunculkan sebuah konflik terhadap kelangsungn perubahan sosial didalam kehidupan bermasyarakat.karena ada kelompok yang menerima berubahan ada juga kelompok yang menolak perubahan dan masih kukuh memegang kebudayaan atau kebiasaan-kebiasaan tradisional yang sudah lama mereka lakukan . Disamping itu perubahan juga bisa dilakukan dengan baik serta hanya mengambil sisi positif , seperti misal sebuah contoh adalah yang sedang dilkaukan oleh bangsa afrika, yang mempunyai tujuan mengadakan penyesuaian dengan dunia global, tanpa melepaskan keistimewaanya sebagai orang ganda. Denagn menerapkan cara-cara barat yang dianggap positif seperti pendidikan, ekonomi, teknologi modern, dan agama Kristen. Dengan demikian maka akan terbentuk masyarakat yang modern tanpa menghapus keistimewaan budayanya.
Kemudian munculah sebuah gagasan, tentang modernisasi individual, Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagainilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu.
Namun Teori modernisasi memperoleh beberapa kritik. Dalam gerakan pembangunan, modernisasi terlalu etnosentris yang mengikuti nilai-nilai budaya barat, menghilangkan kemungkinan bagi negara dunia ketiga untuk menjalankan alternatif pembangunan lainnya, dan terlalu optimistis. Karena menghendaki homogenisasi, modernisasi belum tentu mampu menghapus nilai-nilai tradisional, belum tentu bertolak belakang, dan belum tentu menghambat modernisasi. Teori modernisasi dipandang memiliki kecendurangan analisis yang abstrak dan tidak jelas waktu dan wilayah yang dimaksud. Secara ideologis, dipandang sebagai produk perang dingin kontra dengan komunisme. Teori modernisasi dipandang mengehendaki adanya perubahan yang kearah negative .
Dari kritikan tersebut lahirlah teori modernisasi baru dengan perbedaan sebagai berikut :
• Nilai-nilai tradisi dianggap bukan penghalang akan tetapi sebagai faktor positif pembangunan, dan di kenal dengan kearifan lokal.
• Metode kajiannya menjadi studi kasus dan analisis secara sejarah bukan lagi abstrak.
• Arah pembangunannya etnosentris lagi akan tetapi memperhatikan banyak model pembangunan.
• Lebih memperhatikan faktor eksternal (dunia internasional) dan konflik sosial
Dari pemikian tentang perubahan yang semakin berkembang, munculah sebuah Inovasi. Inovasi yang digambarkan oleh Everett M. Rogers adalah sebuah gagasan yang dianggap baru oleh individu. Inovasi dapat di pelajari dengan kemauan serta kekreatifan dan akan memunculkan keuntungan bagi seorang yang dapat menanamkan inovasi baru serta mengadopsinya. Serta Pengertian pengadopsi itu sendiri adalah merupakan klasifikasi anggota sistem sosial berdasarkan kemampuan berinovasi.
Kemudian munculah sebuah Difusi, yang mempunyai pengertian sebagai proses menyebarkan penemuan (inovasi) keseluruh lapisan masyarakat suatu masyarakat atau ke dalam bagian atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Atau definisi difusi lebih umum menegaskan bahwa difusi adalah penyebaran aspek tertentu dari satu kebudayaan kekebudayaan lain, sampai kepengadopsianya kepemakai atau bias dikatakan masyarakat luas. Adapaun tahapan-tahapan Proses pengadopsian yaitu diawali dengan Belajar dan mengmbil keputusan, kemudian kesadaran pentingnya perubahan dari masing-masing individu dan juga perhatian. evaluasi terhadap apa yang telah menjadi kebiasaan, yang sekiranya kurang baik, serta percobaan yang kemudian diterapkan terhadap perubahan keseharian, dan yang terahir adalah adopsi yang mengandung arti, sebuah keputusan untuk menggunakan gagasan itu sepenuhnya, jadi berbeda dengan keputusan untuk sekedar mencobanya .
Setelah adanya inovasi (gagasan yang baru) dan difusi (penyebaran terhadap gagasan baru tersebut) , maka masyarakat tidak akan bisa menjadikannya sebagai kebiasaan baru jika tidak ada pemahaman tentang proses adopsi , adopsi sendiri adalah sebuah keputusan untuk menggunakan gagasan itu sepenuhnya , untuk melakukan proses adopsi ini ada beberapa urutan waktunya : mula-mula ia sadar akan adanya gagasan itu (awareness) ,kemudian ia memeutuskan untuk mencobanya (trial) dan kemudian meneruskan untuk menggunakan sepenuhnya (Adoption). Proses adopsi yang meliputi belajar dan mengambil keputusan keduanya dijabarkan menjadi lima tahap ,(1) Kesadaran ,(2) perhatian ,(3) evaluasi ,(4) percobaan ,dan (5) adopsi itu sendiri . Rogers mengadakan analisis dari kelima tahap itu dengan mengalisis daya inovasi individu . dan hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang mengadakan adopsi , tidak hanya memiliki pemikiran yang lebih maju tetapi juga dapat menyelesaikan kelima tahap tersebut lebih cepat jika dibandingkan orang lain yang tidak memiliki daya inovasi yang tinggi .
PENUTUP
Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapatnya sebuah konfik antara, masyarakat yang mendukung dengan adanya perubahan dan masyarakat yang tidak mendukung adanya perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi karena perbedaan antar kepentingan yang tejadi .maka solusi yang dapat terbentuk adalah dengan adanya cara alternative serta adanya difusi inovasi agar terjadi masyarakat yang modern dan lebih maju peradabannya . Dengan demikian perubahan social memang harus terjadi, karna untuk kebaikan hidup yang lebih baik, serta untuk mengimbangi persaingan global yang semakin maju.
Dari kesimpulan diatas, mempunyai pemecahan masalah yang sama, dimana perubahan social memang harus dilakukan untuk kelangsungan kehidupan secara modern yang lebih baik, yang menumbuhkan rasa persaingan dengan drajat dan prestasi. Serta untuk persaingan global atau pesaingan internasional dalam segala bidang, didalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dahulunya masih tradisional ke yang lebih sejahtera .
Tidak ada masayarakat yang tidak berubah ,Setiap masyarakat termasuk kita semua pasti akan mengalami perubahan. Namun terkadang kita tidak pernah benar-benar berusaha untuk merasakannya . contoh nyata adalah perubahan sikap seseorang , orang yang masih kanak-kanak akan bersifat manja tetapi ketika mereka sudah dewasa maka perubahan sikap itu terjadi secara alami dan terkadang tidak dirasakan oleh orang tersebut . Ada juga perubahan yang terjadi karena suatu keinginan atau dikehendaki oleh seorang individu misalnya perubahan gaya rambut seseorang yang meniru idolanya atau gaya berpakaian seorag yang sedang meniru selebriti , secara sadar mereka memang menginginkan perubahan tersebut. Perubahan tidak hanya terjadi dalam bidang social saja tetapi juga mecakup bidang-bidang lain seperti bidang politik, bidang budaya ,bahkan bidang ekonomi. Artinya, perubahan itu tidak terikat pada suatu pola saja ,tetapi segala aspek kehidupan di dunia ini dapat mengalami perubahan . Perubahan sosial pada dasarnya terjadi karena sifat dasar manusia yang selalu ingin berubah.manusia cenderung tidak berpuas diri dengan apa yang sudah dan telah dimilikinya sehingga manusia cenderung akan terus melakukan perubahan tentunya perubahan yang positif terhadap kehidupan manusia itu sendiri. Perubahan itu terjadi misalnya ketika manusia ingin merubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya atau misalnya ketika manusia menghadapi masalah yang mengharuskannya untuk menemukan pemikiran usaha dan peralatan baru untuk memecahkannya.
Aspek psikologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses perubahan sosial, baik yang menyangkut individu, kelompok, organisasi maupun masyarakat. Aspek psikologi yang dipaparkan oleh Leonard W. Doob merupakan sebagian kecil yang dapat dikemukakan dalam pengembangan perubahan yang direncanakan. Pada perubahan yang tidak direncanakan aspek psikologi tentu saja dapat muncul dan biasanya tidak terduga. Demikianlah yang proses-proses terjadinya perubahan social, dan disini akan banyak disimpulkan tentang bagaimanakah aspek psikologis dari perubahan social tersebut? .jika berbica tentang aspek psikologis perubahan kita tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan berubahan social yang dimana sumber-sumber pembahasannya lebih ditekankan terhadap pemikiran-pemikiran dari ilmuan, yang banyak mempelajari serta melakukan penelitian tantang perubahan social. Disebutkan bahwa Perubahan sosial ini bisa terjadi, karna dengan adanya seorang mengubah tata cara, atau bisa disebut mengubah kebiasaan masyarakat sekitarnya yang bersikap tradisional menjadi masyarakat yang lebih modern , dengan melaukan suatu alternative lain yang disebut dengan perubahan agar masyarakat yang dulunya masih kurang mendapat pemahaman tentang perlunya perubahan agar dapat meningkatkan taraf hidup suatu masyarakat tersebut , yang dimana sebuah perubahan itu disebut dengan Inovasi. Inovasi ini sendiri mempunyai makna sebagai gagasan yang dianggap baru oleh individu. Gagasan yang benar-benar baru yang belum pernah ditemukan oleh orang lain sebelumnya.
Dari kesimpulan inovasi diatas, munculnya seorang inovator, yang dimana Mereka cenderung melakukan hal-hal baru untuk mencari gagasan baru, yang mempunyai suatu tujuan untuk kemudian dijadiakn adopsi untuk kelangsungan kehidupan yang kiranya lebih baik. Munculah sebuah Motivasi keberhasilan yang dimana menggunakan dua gagasan untuk kehidupan lebih baik, yang ditanamkan dengan rasa menjunjung tinggi drajat dan keberhasilan atau prestasi seseorang yang telah ditanamkan sejak dini.
Lalu dalam tahapan aspek perubahan social ini, muncul sebuah wacana yaitu, Moderenisasi individual yang dimana terdapatnya kategori, bahwa sebagai orang modern adalah warga Negara yang berpartisipasi dan mengerti, serta sangat yakin dengan kemempuan pribadi, dan juga siap untuk pengalaman dan berbagai gagasan baru .modernisasi jelas memberikan dampak yang baik bagi masyarakat itu sendiri karena semakin modern suatu masyarakat akan semakin tinggi tingkat pengetahuannya , namun jangan salah bahwa modernisasi juga memiliki dampak negative terhadap masyarakat itu sendiri misalnya hilangnya jati diri suatu masyarakat atau budaya-budaya suatu masyarakat yang diakibatkan masuknya budaya-budaya asing yang disebabkan oleh proses moderniasasi.
PERMASALAHAN
Dalam sosiologi tidak semudah mengatakan bahwa orang yang berganti gaya pakaian ataupun gaya rambut itu dikatan mudah dilakukan, dalam perubahan ada proses-proses yang dapat menjadikan seseoang dapat berubah Memulai ataupun berusaha untuk melakukan sebuah perubahan social didalam kehidupan bermasyarakat, tentunya tidaklah mudah, dan pastinya akan mendapat masalah-masalah. Serta akan memunculkan penyelesaian solusi terhadap perubahan social yang akan terjadi, Kemudian yang akan memunculkan sebuah konflik, dari sebagian masyarakat yang setuju dengan perubahan, terhadap masyarakat yang tidak setuju terhadap perubahan-perubahan tersebut. Untuk itu perlu perlu adanya upaya-upaya dari pihak pemerintah untuk melakukan filterisasi atau penyaringan terhadap budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia agar dapat meminimalisir terjadinya konflik yang dapat membuat perubahan t=yang negative pada suatu masyarakat .
Perubahan sosial didalam kehidupan masyarakat modern sangatlah penting, serta menurut penelitian seorang ahli Leonard W. Doob yang dia menyatakan bahwa ”Orang yang cara hidupnya berubah dari lama kebaru” pasti cakrawalanya lebih luas. Demikian juga untuk kelangsungan kehidupan yang lebih baik.Dengan demikian orang-orang yang berubah dalam hal lain tetap terhadap sikap tradisionalnya terhadap bentuk-bentuk dan praktek kekeeluargaanya yang sangat erat meski tidak mutlak benar tetapi Doob meyakini bahwa orang yang mengalami perubahan maka akan mudah memahami orang-orang yang memang menginginkan perubahan yang baru dan lebih menghargai sikap modern dibandingkan dengan sikap tradisionalnya Dan juga untuk mengimbangi kemajuan-kemajuan dan persaingan global, dari berbagai bidang di masa moderenisasi ini, namun sangat perlu dan pentingnya ditanamkan motifasi-motifasi yang positif dari masing-masing individu. Agar tidak terjadi perubahan yang menjurus kea rah yang negative yang akan merugikan bagi masyarakat itu sendiri karena dengan adanya modernisasi tersebut akan mengakibatkan bergesernya sikap seseorang yang mulanya tradisional menjadi modern , dengan adanya perubahan tersebut jika seseorang tidak memiliki motifasi diri untuk menjaga kebudayaanya sendiri dikhawatirkan akan mengakibatkan hilangnya jati diri dan juga kebudayaan masyarakat yang sudah sejak zaman dahulu .
Diluar dari masalah itu terdapat pula masalah baru terhadap kelangsungan moderenisasi didalam lingkungan sekitar. Jelas modernisasi memilik dampak negative terhadap masyarakat terutama bagi masyarakat yang tidak memilih terlebih dulu mana kebudayaan yang baik untuk diadobsi , Yang dimana jika masalah perubahan dalam sistim kemasyarakatan terus menglami peningkatan, maka akan berdampak pada gaya hidup yang modern serta berdampak pula terhadap gaya tradisionalisme yang semakin memudar, padahal sebuah gaya tradisional itu yang mencirikan sebuah daerah karna norma-normanya yang berlaku untuk menjunjung tinggi kebudayaan-kebudayaanya hasnya. Serta menunjukkan jati diri suatu masyarakat yang memiliki nilai tradisional tersebut . Serta semakin zaman berubah menuju zaman yang lebih modern. Sebuah gagasan yang pernah dituliskan oleh Leonard W. Doob tentang menjadi lebih beradap. Disini dituliskan bahwa, Orang-orang yang dihadapkan pada berbagai alternative kepercayaan dan nilai-nlilai akan cenderung bertahan pada nilai-nilai yang tradisional serta nilai tradisional lebih cenderung pada kehidupan orang berpendidikan rendah . sehingga perlu adanya modernisasi agar tercipta masyarakat yang memili tingkat pengetahuan yang tinggi dan tentunya dibarengi dengan adanya filterisasi dari tiap individu-individu masing-masing.
Disamping modernisasi yang akan berdampak buruk pada masyarakat jika tidak dipilih-pilih secara benar mana perubahan yang berdampak positif dan mana perubahan social yang berdampak negative , ada permasalahan dalam perubahan social lain yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers yaitu tentang difusi inovasi ,inovasi menurutnya merupakan sebuah gagasan yang danggap baru oleh individu yang bersangkutan , sedangkan difusi merupakan proses yang menyebabkan gagasan baru itu menyebar dari sebuah sumber ke pemakai gagasan tersebut. Dari penelitian Rogers terdapat kesimpulan bahwa ada kebudayaan tertentu yang lebih terbuka untuk menerima inovasi dari kebudayaan lainnya . Banyak masyarakat yang tidak mengetaui tentang difusi inovasi ini sehingga mereka cenderung sulit untuk berkembang menjadi masyarakat yang lebih modern , hal ini dikarenakan masih rendahnya SDM manusia tentang ilmu pengetahuan dan tekhnologi . keterbukaan terhadap tekhnologi masyarakat tradisional masih sangat minim sehingga penyebaran perubahan yang bersifat ke arah positif itu sangat kecil .
PEMBAHASAN
Dari permasalahan mengenai perubahan social yang begitu komplek maka akan disimpulkan beberapa aspek-aspek psikologis mengenai perubahan social itu sendiri, yang akan dibahas dalam makalah ini berupa pertimbanga-pertimbangan mengenai aspek;aspek psikologis mengenai perubahan yang tejadi pada masyarakat . Serta pokok pembahasanya akan diambil dari beberapa jurnal dari para ahli-ahli yang telah mempelajari serta melakukan penelitian terhadap perubahan social.
Pada beberapa peryataan yang dikemukaan oleh peneliti-peneliti yang meneliti mengenai perubahan social terhadap masyarakat tradisional ke masyarakat modern , menyatakan Orang-orang yang dihadapkan pada berbagai alternative kepercayaan dan nilai-nlilai akan mencari jalan lain untuk mencapai masyarakat yang diinginkannya. Hal ini juga Dibuktikan menurut penelitian dari Leonard W. Doob, bahwa “orang yang teah mengalami perubahan sentral dari cara hidup lama ke cara hidup yang baru(masyarakat tradisional ke masyrakat modern) yang kemudian mereka dihalang-halangi untuk mencapai sbuah tujuan sentral maka mereka dapat mencari tujuan sentral yang lain secara agresif”. Menurut Dood masyarakat tdak hanya akan memiliki satu saja tujuan sentral untuk dicapai melalui perubahan , maka ketika satu tujuan itu mengalami halangan yang besar maka dapat melakukan alternative lain .
Leonard W. Doob mengemukakan bahwa perubahan itu berhubungan dengan gejala sinkretisme yang terkenal dibidang agama dan kepercayaan serta praktek magi-tendensi dan magi tradisional untuk bertahan berdampingan . dikenal juga dengan dengan “orang yang pada intinya berubah ,kemungkinan besar akan tetap mengalami konflik batiniah sehubungan dengan baik-buruknya nilai-nilai dan kepercayaan baik kebiasaan yang lama maupun kebiasaan yang baru “. Disamping itu akan muncul adanya pertentangan antara kelompok yang tidak berubah , kelompok yang sedang berubah dan kelompok yang telah berubah cara hidupnya ke masyarakat yang lebih modern. Akan tetapi gejala-gejala tersebut menurut Doob perubahan itu dapat dipengarui oleh kebiasaan masyarakat itu sendiri .
Dijabarkan pula oleh Leonard W. Doob, bahwa Perubahan social bisa terjadi apabila orang mengubah tata caranya misalnya mengubah cara berperilakunya ataupun orang yang mengubah cara ia dalam berpakaian maka bisa dikatakan perubahan social . Ada yang memulainya dengan perubahan, ada pula yang menyesuaikan dari terhadap perubahan tersebut, namun ada juga yang menentangnya (orang-orang yang tetap berpatokan hidup terhadap sisitim tradisionalisme murni), sehingga mereka cenderung tidak menerima perubahan tersebut maka akan dapat memunculkan sebuah konflik terhadap kelangsungn perubahan sosial didalam kehidupan bermasyarakat.karena ada kelompok yang menerima berubahan ada juga kelompok yang menolak perubahan dan masih kukuh memegang kebudayaan atau kebiasaan-kebiasaan tradisional yang sudah lama mereka lakukan . Disamping itu perubahan juga bisa dilakukan dengan baik serta hanya mengambil sisi positif , seperti misal sebuah contoh adalah yang sedang dilkaukan oleh bangsa afrika, yang mempunyai tujuan mengadakan penyesuaian dengan dunia global, tanpa melepaskan keistimewaanya sebagai orang ganda. Denagn menerapkan cara-cara barat yang dianggap positif seperti pendidikan, ekonomi, teknologi modern, dan agama Kristen. Dengan demikian maka akan terbentuk masyarakat yang modern tanpa menghapus keistimewaan budayanya.
Kemudian munculah sebuah gagasan, tentang modernisasi individual, Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagainilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu.
Namun Teori modernisasi memperoleh beberapa kritik. Dalam gerakan pembangunan, modernisasi terlalu etnosentris yang mengikuti nilai-nilai budaya barat, menghilangkan kemungkinan bagi negara dunia ketiga untuk menjalankan alternatif pembangunan lainnya, dan terlalu optimistis. Karena menghendaki homogenisasi, modernisasi belum tentu mampu menghapus nilai-nilai tradisional, belum tentu bertolak belakang, dan belum tentu menghambat modernisasi. Teori modernisasi dipandang memiliki kecendurangan analisis yang abstrak dan tidak jelas waktu dan wilayah yang dimaksud. Secara ideologis, dipandang sebagai produk perang dingin kontra dengan komunisme. Teori modernisasi dipandang mengehendaki adanya perubahan yang kearah negative .
Dari kritikan tersebut lahirlah teori modernisasi baru dengan perbedaan sebagai berikut :
• Nilai-nilai tradisi dianggap bukan penghalang akan tetapi sebagai faktor positif pembangunan, dan di kenal dengan kearifan lokal.
• Metode kajiannya menjadi studi kasus dan analisis secara sejarah bukan lagi abstrak.
• Arah pembangunannya etnosentris lagi akan tetapi memperhatikan banyak model pembangunan.
• Lebih memperhatikan faktor eksternal (dunia internasional) dan konflik sosial
Dari pemikian tentang perubahan yang semakin berkembang, munculah sebuah Inovasi. Inovasi yang digambarkan oleh Everett M. Rogers adalah sebuah gagasan yang dianggap baru oleh individu. Inovasi dapat di pelajari dengan kemauan serta kekreatifan dan akan memunculkan keuntungan bagi seorang yang dapat menanamkan inovasi baru serta mengadopsinya. Serta Pengertian pengadopsi itu sendiri adalah merupakan klasifikasi anggota sistem sosial berdasarkan kemampuan berinovasi.
Kemudian munculah sebuah Difusi, yang mempunyai pengertian sebagai proses menyebarkan penemuan (inovasi) keseluruh lapisan masyarakat suatu masyarakat atau ke dalam bagian atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Atau definisi difusi lebih umum menegaskan bahwa difusi adalah penyebaran aspek tertentu dari satu kebudayaan kekebudayaan lain, sampai kepengadopsianya kepemakai atau bias dikatakan masyarakat luas. Adapaun tahapan-tahapan Proses pengadopsian yaitu diawali dengan Belajar dan mengmbil keputusan, kemudian kesadaran pentingnya perubahan dari masing-masing individu dan juga perhatian. evaluasi terhadap apa yang telah menjadi kebiasaan, yang sekiranya kurang baik, serta percobaan yang kemudian diterapkan terhadap perubahan keseharian, dan yang terahir adalah adopsi yang mengandung arti, sebuah keputusan untuk menggunakan gagasan itu sepenuhnya, jadi berbeda dengan keputusan untuk sekedar mencobanya .
Setelah adanya inovasi (gagasan yang baru) dan difusi (penyebaran terhadap gagasan baru tersebut) , maka masyarakat tidak akan bisa menjadikannya sebagai kebiasaan baru jika tidak ada pemahaman tentang proses adopsi , adopsi sendiri adalah sebuah keputusan untuk menggunakan gagasan itu sepenuhnya , untuk melakukan proses adopsi ini ada beberapa urutan waktunya : mula-mula ia sadar akan adanya gagasan itu (awareness) ,kemudian ia memeutuskan untuk mencobanya (trial) dan kemudian meneruskan untuk menggunakan sepenuhnya (Adoption). Proses adopsi yang meliputi belajar dan mengambil keputusan keduanya dijabarkan menjadi lima tahap ,(1) Kesadaran ,(2) perhatian ,(3) evaluasi ,(4) percobaan ,dan (5) adopsi itu sendiri . Rogers mengadakan analisis dari kelima tahap itu dengan mengalisis daya inovasi individu . dan hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang mengadakan adopsi , tidak hanya memiliki pemikiran yang lebih maju tetapi juga dapat menyelesaikan kelima tahap tersebut lebih cepat jika dibandingkan orang lain yang tidak memiliki daya inovasi yang tinggi .
PENUTUP
Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapatnya sebuah konfik antara, masyarakat yang mendukung dengan adanya perubahan dan masyarakat yang tidak mendukung adanya perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi karena perbedaan antar kepentingan yang tejadi .maka solusi yang dapat terbentuk adalah dengan adanya cara alternative serta adanya difusi inovasi agar terjadi masyarakat yang modern dan lebih maju peradabannya . Dengan demikian perubahan social memang harus terjadi, karna untuk kebaikan hidup yang lebih baik, serta untuk mengimbangi persaingan global yang semakin maju.
Dari kesimpulan diatas, mempunyai pemecahan masalah yang sama, dimana perubahan social memang harus dilakukan untuk kelangsungan kehidupan secara modern yang lebih baik, yang menumbuhkan rasa persaingan dengan drajat dan prestasi. Serta untuk persaingan global atau pesaingan internasional dalam segala bidang, didalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dahulunya masih tradisional ke yang lebih sejahtera .
model sistem politik pada negara berkembang
Negara Berkembang
Negara ini sesuai dengan namanya merupakan Negara yang sedang berkembang . Oleh karena itu simtem politiknya juga masih mencari bentuk yang selaras dengan tingkat perkembangan masyarakat maupun kultur dan struktur masyarakat di samping itu ada masalah lain yang dihadapi oleh Negara yang sedang berkembang yaitu Negara-masyarakat yang seperti apa yang akan diciptakan (kebaikan bersama ). Untuk itu perlu adanya pembahasan tentang Model-Model Sistem Politik di dalam suatu Negara Berkembang terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk membedakan Sistel Politik dengan yang lain, mencakup beberapa faktor-faktor seprti kebaikan bersama, identitas bersama, hubungan kekuasaan, prinsip legitimasi kewenangan, serta hubungan ekonomi dan politik. Dibawah ini akan diulas satu persatu.
1. Kebaikan Bersama
Kekuasaan pemerintah dan campur-tangan pemerintah yang begitu luas dalam masyarakat pada satu pihakberhasil meningkatka pertumbuhan ekonomi pada pihak lain menyebabkan kelompok politik seperti partai , kelompok kepentingan dan media massa berperan sebagai pendukung saja .
2. Identitas Bersama
Dalam Negara berkemban belum ada suatu suatu identitas bersama yang dikehendaki semua masyarakat . ini dikarenakan belum adanya kultur dan struktur masyarakat yang selaras .
3. Hubungan Kekuasaan
Hubugan kekeuasaan lebih bersifat paksaan daripada konsensus ini dikarenakan penetapan siapa yang memerintah masih ditetapkan secara sepihak oleh para penguasa .
4. Legitimasi Kewenangan
Legitimasi Pada negara berkembang sangat beragam, yaitu campuran terpadu antara distribusi kebutuhan materiil, simbolis (ideologi dan sejumlah jargon politik), dan legal rasional (pemilihan umum dan proses perundang-undangan) .Basis legitimasi yang bersifat campuran inilah yang menyebabkan mengapa perubahan dan peralihan distribusi kebutuhan materiil tidak menimbulkan krisis legitimasi .
5. Hubungan Ekonomi dengan Politik
Dalam Negara berkembang ini belum menemukan kecocokan antara pola hubungan politik dengan ekonomi yang cocok . Di negara berkembang pemerintah lebh dominan dibandingkan sector swasta sehingga ekonominya tidak bida bagus .
Negara ini sesuai dengan namanya merupakan Negara yang sedang berkembang . Oleh karena itu simtem politiknya juga masih mencari bentuk yang selaras dengan tingkat perkembangan masyarakat maupun kultur dan struktur masyarakat di samping itu ada masalah lain yang dihadapi oleh Negara yang sedang berkembang yaitu Negara-masyarakat yang seperti apa yang akan diciptakan (kebaikan bersama ). Untuk itu perlu adanya pembahasan tentang Model-Model Sistem Politik di dalam suatu Negara Berkembang terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk membedakan Sistel Politik dengan yang lain, mencakup beberapa faktor-faktor seprti kebaikan bersama, identitas bersama, hubungan kekuasaan, prinsip legitimasi kewenangan, serta hubungan ekonomi dan politik. Dibawah ini akan diulas satu persatu.
1. Kebaikan Bersama
Kekuasaan pemerintah dan campur-tangan pemerintah yang begitu luas dalam masyarakat pada satu pihakberhasil meningkatka pertumbuhan ekonomi pada pihak lain menyebabkan kelompok politik seperti partai , kelompok kepentingan dan media massa berperan sebagai pendukung saja .
2. Identitas Bersama
Dalam Negara berkemban belum ada suatu suatu identitas bersama yang dikehendaki semua masyarakat . ini dikarenakan belum adanya kultur dan struktur masyarakat yang selaras .
3. Hubungan Kekuasaan
Hubugan kekeuasaan lebih bersifat paksaan daripada konsensus ini dikarenakan penetapan siapa yang memerintah masih ditetapkan secara sepihak oleh para penguasa .
4. Legitimasi Kewenangan
Legitimasi Pada negara berkembang sangat beragam, yaitu campuran terpadu antara distribusi kebutuhan materiil, simbolis (ideologi dan sejumlah jargon politik), dan legal rasional (pemilihan umum dan proses perundang-undangan) .Basis legitimasi yang bersifat campuran inilah yang menyebabkan mengapa perubahan dan peralihan distribusi kebutuhan materiil tidak menimbulkan krisis legitimasi .
5. Hubungan Ekonomi dengan Politik
Dalam Negara berkembang ini belum menemukan kecocokan antara pola hubungan politik dengan ekonomi yang cocok . Di negara berkembang pemerintah lebh dominan dibandingkan sector swasta sehingga ekonominya tidak bida bagus .
membangun budaya birokrasi
Membangun Budaya Birokrasi
Pada tahun 2004 Asian Development Bank dan Kemitraan untuk Reformasi Tata Pemerintahan di Indonesia menerbitkan laporan Tata Pemerintahan Negara Indonesia menyebutkan bahwa tiga tujuan reformasi tata pemerintahan yang ditempuh oeleh pemerintah Indonesia adalah penataan struktur pemerintahan Negara , desentralisasi pemerintahan dan reformasi keuangan Negara , telah berjalan cukup lancer namun dinilai belum berhasil seperti yang diharapkan karena skala ferormasi yang dijalankan pemerintah dinilai sangat luas jangkauannya , terlalu cepat dibandingkan dengan Negara-negara di dunia. Indonesia dipandang telah melakukan perubahan radikal dalam tata hubungan antara pusat dan daerah melalui program desentralisasi pemerintahan. Ada beberapa factor penyebab mengapa Indonesia belum mencapai good governance yaitu pelaksanaan birokrasi oleh pemerintah yang hanya setengah ati. Reforrmasi gaji , misalnya hanya naik 5-10 % dari gaji pokok tanpa kerangka konseptual yang solit dengan mengaiktkan gaji dengan kinerja serta dengan memperbandingkan dengan skala sector swasta.
Antara Birokrasi Publik dan Bisnis
Dalam birokrasi public atau bisnis, sering menemukan perbedaan perilaku yang disebabkan kondisi , lingkungan termasuk budaya organisasi yang berbeda. Birokrasi bisnis rata-rata memiliki kinerja yang baik,produktivitas dan efisiensinya tinggi,memiliki kemampuan adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi. Biriokrasi public sering diasosiasikan dengan kinerja yang kurang baik,kurang mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat yang terjadi di lingkungannya yang mesti dilayani atau fleksibilitas birokrasi public untuk mnyesuaikan dirinya dengan perubahan yang ingin diciptakannya lebih rendah dibandingkan organisasi swasta.
Menurut penganut teori mikro , konerja birokrasi bisnis lebih tinggi karena sistem penggajiannya lebih baik , budaya organisasinya lebih berorientasi produktivitas , kondisi kerjanya lebih menyenangkan dan dalam managemennya diadakan endelegasian kewenangan yang cukup agresif oelh karena itu birokrasi bisnis dapat memacu organisasi mereka lebih tinggi dari birokrasi public. Orientasi produktivitas dan pelayanan dilakukan dengan cara konsekuan dengan motto pembeli adalah raja, ini menunjukkan betapa kuatnya komitmen mereka terhadap pelayanan. Pada birokrasi public sistem penggajian yang digunakan adalah PGPS (Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil ) yang skala gajinya jauh dibawah gaji organisasi birokrasi swasta. Dengan sistem ini, susah mengharapakan produktivitas pegawai negeri akan terpacu mencapai produktivitas perusahaan swasta besar.
Para penganut aliaran makro organisasi mencoba menjelaskan perbedaan kinerja tersebut melalui kaitannya dengan factor-faktor makro social , ekonomi politik yang berbeda pada kedua birokrasi tadi. Birokrasi bisnis terpaksa harus bekerja produktif dan memiliki fleksibiltas yang tinggi karena ada mekanisme control yang amat efektif yakni pasar. Bila suatu perusahaan tidak mampu mengantisipasi keperluan pasar, tidak mampu memuaskan para pembeli dan tidak jeli melihat perubahan di pasar maka perusahaan akan bangkrut. Sebaliknya birokrasi public tidak mengenal adanya mekanisme control yang seefektif pasar, belum mampu menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik selam lembaga tersebut belum bebas dari keterkaitannya dengan birokrasi.
Pakar ilmu politik Universitas Gadjah Mada , Dr. Afan Gaffar, menganggap yang melemahkan kemampuan lembaga legislative di Indonesia adalah adalah sistem politik hegemonistik yang disebabkan oleh dominasi birokrasi dalam kekuatan politik .ketika zaman orde baru hasil pemilu di dominasi oleh Golkar , kekuatan politik Golkar didominasi birokrasi public. Karenanya garis pemisah antara birokrasi public yang perlu diawasi dan lembaga legislative yang akan mengawasi amat tipis dan tidak jelas , baik dalam aspirasi poltik maupun persepsi tentang fungsi dewan perwakilan. akibatnya , fungsi pengawasan oleh lembag tersebut tidak berjalan dengan mulus. Padahal tanpa pengawasn yang ketat dan fungsioanl itu, tidak ada yang “mencambuki” birokrasi agar bekerja lebih keras dan lebih efisien, smentar itu control lin seperti PTUN maupun pengawaan social oleh media massa belum berjalan mulus dan masih sering tersandung-sandung menghadapi para penguasa yang mewakili “the mighty” birokrasi public.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah semua ciri yang menunjukkan kepribadian suatu organisasi : keyakinan bersama,nilai-nilai dan perilaku yang dianut oleh semua anggota organisasi. Nilai dan perilaku yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan amanah antara lain adalah : demokratis , adil ,transparan dan akuntabel. Budaya organisasi amat besar pengaruhnya pada keberhasilan dan hidu matinya sebuah organisasi karena itulah perusahaan mengeluarkan dana yang amat besaruntuk mengubah budaya perusahaan agar selalu sesuai dengan lingkungannya yang selalu berubah dengan cepat. Birokrasi pemerintahan kurang mempunyai perhatian terhadap perubahan lingkungan karena dua alas an. Pertama menurut Max Weber , organisasi birikrasi diasumsikan sebagai bentuk organisasi yang cocok untuk lingkungan yang stabil dan untuk menjalankan tugas-tugas yang bersifat massif tetapi redundant.dengan demikian bentuk dan budaya organisasi harus berubah bila tugas organisasi dan lingkungannya berubah.
Bagaimana Mengubah Budaya Organisasi
Untuk melakukan perubahan budaya organisasi , ada lima factor yang penting mesti diperhatikan , yaitu :
1. Nilai-nilai yang mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan
2. Motivasi yang mampu memobilisasi dukungan untuk perubahan
3. Ide dan strategi yang tepat untuk menciptakan ;ingkungan yang mampu menyuburkan kebersamaan dalam perumusan ide dan strategi untuk mendorong perubahan
4. Tujuan yang jelas serta selalu dikomunasikan kepada para anggota organisasi
5. Etika kerja yang ditumbuhkan dengan sistem remunerisasi dan penghargaan yang tepat
Menuju Budaya Orientasi Pemerintah yang Amanah
Perubahan budaya organisasi seprti perjalanan panjang yang melelahkan dan merupakan upaya yang bersifat incremental , tidak dapat dicapai melalui gerakan revolusioner. Budaya organisasi pe=aternalistik dan sentralistik , misalnya tidak serta merta berhasil berubah dengan mengjungkirbalikkan pemerintah yang berkuasa. Organisasi yang ingin mengubah budayanya harus berani menempuh jalan yang tidak selalu lurus , dari kondisi stabil , melalui turbulence atau bahkan chaos, untuk mencapai penyesuain dengan nilai-nilai , norma-norma dan perilaku. Organisasi harus disiapkan untuk selalu adaptif terhadap perubahan , harus berani bereksperimen , harus berani gagal dan harus dapat menyesuaikan diri dengan unsur budaya baru, yang digalakkan oleh pimpinan organisasi. Perubahan budaya organisasi adalah proses panjang dan mahal yang tidak ada jaminan akan sukses minimal diperlukan waktu 5 sampai 10 tahun. Karena itu strategi yang dianjurkan oleh para ahli adalah perubahan secara bertahap dan gradual.
Pada tahun 2004 Asian Development Bank dan Kemitraan untuk Reformasi Tata Pemerintahan di Indonesia menerbitkan laporan Tata Pemerintahan Negara Indonesia menyebutkan bahwa tiga tujuan reformasi tata pemerintahan yang ditempuh oeleh pemerintah Indonesia adalah penataan struktur pemerintahan Negara , desentralisasi pemerintahan dan reformasi keuangan Negara , telah berjalan cukup lancer namun dinilai belum berhasil seperti yang diharapkan karena skala ferormasi yang dijalankan pemerintah dinilai sangat luas jangkauannya , terlalu cepat dibandingkan dengan Negara-negara di dunia. Indonesia dipandang telah melakukan perubahan radikal dalam tata hubungan antara pusat dan daerah melalui program desentralisasi pemerintahan. Ada beberapa factor penyebab mengapa Indonesia belum mencapai good governance yaitu pelaksanaan birokrasi oleh pemerintah yang hanya setengah ati. Reforrmasi gaji , misalnya hanya naik 5-10 % dari gaji pokok tanpa kerangka konseptual yang solit dengan mengaiktkan gaji dengan kinerja serta dengan memperbandingkan dengan skala sector swasta.
Antara Birokrasi Publik dan Bisnis
Dalam birokrasi public atau bisnis, sering menemukan perbedaan perilaku yang disebabkan kondisi , lingkungan termasuk budaya organisasi yang berbeda. Birokrasi bisnis rata-rata memiliki kinerja yang baik,produktivitas dan efisiensinya tinggi,memiliki kemampuan adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi. Biriokrasi public sering diasosiasikan dengan kinerja yang kurang baik,kurang mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat yang terjadi di lingkungannya yang mesti dilayani atau fleksibilitas birokrasi public untuk mnyesuaikan dirinya dengan perubahan yang ingin diciptakannya lebih rendah dibandingkan organisasi swasta.
Menurut penganut teori mikro , konerja birokrasi bisnis lebih tinggi karena sistem penggajiannya lebih baik , budaya organisasinya lebih berorientasi produktivitas , kondisi kerjanya lebih menyenangkan dan dalam managemennya diadakan endelegasian kewenangan yang cukup agresif oelh karena itu birokrasi bisnis dapat memacu organisasi mereka lebih tinggi dari birokrasi public. Orientasi produktivitas dan pelayanan dilakukan dengan cara konsekuan dengan motto pembeli adalah raja, ini menunjukkan betapa kuatnya komitmen mereka terhadap pelayanan. Pada birokrasi public sistem penggajian yang digunakan adalah PGPS (Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil ) yang skala gajinya jauh dibawah gaji organisasi birokrasi swasta. Dengan sistem ini, susah mengharapakan produktivitas pegawai negeri akan terpacu mencapai produktivitas perusahaan swasta besar.
Para penganut aliaran makro organisasi mencoba menjelaskan perbedaan kinerja tersebut melalui kaitannya dengan factor-faktor makro social , ekonomi politik yang berbeda pada kedua birokrasi tadi. Birokrasi bisnis terpaksa harus bekerja produktif dan memiliki fleksibiltas yang tinggi karena ada mekanisme control yang amat efektif yakni pasar. Bila suatu perusahaan tidak mampu mengantisipasi keperluan pasar, tidak mampu memuaskan para pembeli dan tidak jeli melihat perubahan di pasar maka perusahaan akan bangkrut. Sebaliknya birokrasi public tidak mengenal adanya mekanisme control yang seefektif pasar, belum mampu menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik selam lembaga tersebut belum bebas dari keterkaitannya dengan birokrasi.
Pakar ilmu politik Universitas Gadjah Mada , Dr. Afan Gaffar, menganggap yang melemahkan kemampuan lembaga legislative di Indonesia adalah adalah sistem politik hegemonistik yang disebabkan oleh dominasi birokrasi dalam kekuatan politik .ketika zaman orde baru hasil pemilu di dominasi oleh Golkar , kekuatan politik Golkar didominasi birokrasi public. Karenanya garis pemisah antara birokrasi public yang perlu diawasi dan lembaga legislative yang akan mengawasi amat tipis dan tidak jelas , baik dalam aspirasi poltik maupun persepsi tentang fungsi dewan perwakilan. akibatnya , fungsi pengawasan oleh lembag tersebut tidak berjalan dengan mulus. Padahal tanpa pengawasn yang ketat dan fungsioanl itu, tidak ada yang “mencambuki” birokrasi agar bekerja lebih keras dan lebih efisien, smentar itu control lin seperti PTUN maupun pengawaan social oleh media massa belum berjalan mulus dan masih sering tersandung-sandung menghadapi para penguasa yang mewakili “the mighty” birokrasi public.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah semua ciri yang menunjukkan kepribadian suatu organisasi : keyakinan bersama,nilai-nilai dan perilaku yang dianut oleh semua anggota organisasi. Nilai dan perilaku yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan amanah antara lain adalah : demokratis , adil ,transparan dan akuntabel. Budaya organisasi amat besar pengaruhnya pada keberhasilan dan hidu matinya sebuah organisasi karena itulah perusahaan mengeluarkan dana yang amat besaruntuk mengubah budaya perusahaan agar selalu sesuai dengan lingkungannya yang selalu berubah dengan cepat. Birokrasi pemerintahan kurang mempunyai perhatian terhadap perubahan lingkungan karena dua alas an. Pertama menurut Max Weber , organisasi birikrasi diasumsikan sebagai bentuk organisasi yang cocok untuk lingkungan yang stabil dan untuk menjalankan tugas-tugas yang bersifat massif tetapi redundant.dengan demikian bentuk dan budaya organisasi harus berubah bila tugas organisasi dan lingkungannya berubah.
Bagaimana Mengubah Budaya Organisasi
Untuk melakukan perubahan budaya organisasi , ada lima factor yang penting mesti diperhatikan , yaitu :
1. Nilai-nilai yang mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan
2. Motivasi yang mampu memobilisasi dukungan untuk perubahan
3. Ide dan strategi yang tepat untuk menciptakan ;ingkungan yang mampu menyuburkan kebersamaan dalam perumusan ide dan strategi untuk mendorong perubahan
4. Tujuan yang jelas serta selalu dikomunasikan kepada para anggota organisasi
5. Etika kerja yang ditumbuhkan dengan sistem remunerisasi dan penghargaan yang tepat
Menuju Budaya Orientasi Pemerintah yang Amanah
Perubahan budaya organisasi seprti perjalanan panjang yang melelahkan dan merupakan upaya yang bersifat incremental , tidak dapat dicapai melalui gerakan revolusioner. Budaya organisasi pe=aternalistik dan sentralistik , misalnya tidak serta merta berhasil berubah dengan mengjungkirbalikkan pemerintah yang berkuasa. Organisasi yang ingin mengubah budayanya harus berani menempuh jalan yang tidak selalu lurus , dari kondisi stabil , melalui turbulence atau bahkan chaos, untuk mencapai penyesuain dengan nilai-nilai , norma-norma dan perilaku. Organisasi harus disiapkan untuk selalu adaptif terhadap perubahan , harus berani bereksperimen , harus berani gagal dan harus dapat menyesuaikan diri dengan unsur budaya baru, yang digalakkan oleh pimpinan organisasi. Perubahan budaya organisasi adalah proses panjang dan mahal yang tidak ada jaminan akan sukses minimal diperlukan waktu 5 sampai 10 tahun. Karena itu strategi yang dianjurkan oleh para ahli adalah perubahan secara bertahap dan gradual.
Selasa, 10 Januari 2012
teori motivasi
TEORI TEORI MOTIVASI
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
Langganan:
Postingan (Atom)